Rendahnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang saat ini berada di level 3,75% memberikan ruang untuk perbankan agar menurunkan bunga kredit. Hal ini karena likuiditas perbankan juga dinilai masih longgar.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan saat ini suku bunga kredit pada Desember tercatat 9,21% lebih rendah dibandingkan periode November 2020 sebesar 9,32%.
"Penurunan suku bunga kredit diprakirakan akan berlanjut dengan longgarnya likuiditas dan rendahnya suku bunga kebijakan BI," kata Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BI Tahan Bunga Acuan di Level 3,75% |
Dia mengungkapkan pada 2020 BI telah menyuntikkan likuiditas di perbankan sekitar Rp 726,57 triliun. Yang bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp 555,77 triliun.
Perry mengungkapkan BI akan melanjutkan penambahan likuiditas pada 2021 dengan melakukan ekspansi operasi moneter sekitar Rp 7,44 triliun hingga 19 Januari 2021.
"Longgarnya kondisi likuiditas mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 31,67% pada Desember 2020 dan rendahnya rata-rata suku bunga PUAB overnight, sekitar 3,04% pada Desember 2020," ujarnya.
Baca juga: BI Borong SBN Rp 473 T di 2020 |
Kemudian untuk imbal hasil SBN 10 tahun meningkat dari 5,86% pada akhir Desember 2020 menjadi 6,27% pada 20 Januari 2021.
"Ke depan, ekspansi moneter Bank Indonesia dan percepatan realisasi anggaran serta program restrukturisasi kredit perbankan diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional," tambah dia.
(kil/ara)