Turun Lagi, Harga Bitcoin Merosot Nyaris US$ 1.000 Dalam 10 Hari

Turun Lagi, Harga Bitcoin Merosot Nyaris US$ 1.000 Dalam 10 Hari

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 22 Jan 2021 08:45 WIB
VANCOUVER, BC - OCTOBER 29: Gabriel Scheare uses the worlds first bitcoin ATM on October 29, 2013 at Waves Coffee House in Vancouver, British Columbia. Scheare said he just felt like being part of history. The ATM, named Robocoin, allows users to buy or sell the digital currency known as bitcoins. Once only used for black market sales on the internet, bitcoins are starting to be accepted at a growing number of businesses. (Photo by David Ryder/Getty Images)
Ilustrasi/Foto: Getty Images
Jakarta -

Harga Bitcoin terus mengalami penurunan. Dalam dua hari terakhir ini harga uang digital ini turun lebih dari 10% dan mencatatkan kerugian hingga miliaran dolar di pasar crypto.

Harga Bitcoin merosot 8% pada hari Kamis (21/1) ke level US$ 31.007 per keping atau setara Rp 437 juta (kurs Rp 14.100). Harga tersebut jauh di bawah US$ 32.000 untuk pertama kalinya sejak 11 Januari 2021 alias terpangkas nyaris US$ 1.000 dalam 10 hari.

Beberapa minggu yang lalu, uang digital ini mengalami pergerakan yang liar. Salah satu cryptocurrency ini padahal sempat menyentuh harga US$ 41.940 pada awal Januari sebelum turun tajam di minggu berikutnya. Investor sendiri menilai penurunan tajam harga Bitcoin merupakan koreksi alami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Koreksi adalah bagian alami dari pasar mana pun dan sangat alami dalam konteks ekosistem Bitcoin," kata Michael Sonnenshein, CEO Grayscale Investments seperti yang dikutip dari CNBC, Jumat (22/1/2021).

"Dari 2016-2017, kami mengalami 6 kali koreksi atau sekitar 30% menuju level tertinggi baru," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Selama dua hari tersebut, juga tercatat nilai pasar dari semua cryptocurrency merosot lebih dari US$ 100 miliar. Dari yang sebelumnya sekitar US$ 1,07 triliun menjadi US$ 918 miliar.

"Saya pikir anda harus menerima sejumlah volatilitas besar dalam bitcoin, dan ini masih tahap yang sangat awal," kata Anthony Scaramucci, pendiri SkyBridge Capital.

(hek/eds)

Hide Ads