Nilai mata uang kripto paling tenar Bitcoin sempat melambung tinggi. Namun kini selama dua pekan terakhir nilai Bitcoin merosot tajam dan mencatatkan kerugian mencapai 10% dalam 48 jam saja.
Dengan turunnya nilai Bitcoin ini maka ada sekitar US$ 100 miliar atau setara Rp 1.400 triliun (kurs Rp 14.000/US$) lenyap dalam dua hari saja.
Pada Kamis (21/1) lalu harga Bitcoin turun lebih dari 5% ke level US$ 31.310 jatuh di bawah level US$ 32.000 untuk pertama kalinya sejak 11 Januari 2021.
Situs Coin Desk mencatat padahal sebelumnya Bitcoin mencapai US$ 41.940 pada awal tahun ini. Manajer aset digital menyebutkan hal ini merupakan koreksi alami yang terjadi di pasar kripto.
CEO Grayscale Michael Sonneshein mengungkapkan hal tersebut adalah hal yang lumrah dalam ekosistem bitcoin. "Sejak 2016-2017, kami mengalami koreksi sekitar 30% atau lebih menuju level tertinggi yang baru," ujar dia.
Ether, token kripto terbesar kedua berdasarkan nilai pasar juga turun sekitar 10% dari sebelumnya dua hari lalu. Koin tersebut mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$ 1.439 pada hari Selasa berdasarkan data Coin Metrics.
Penurunan nilai pasar dari semua cryptocurrency melenyapkan US$ 100 miliar dalam 48 jam terakhir, turun dari sekitar US$ 1,06 triliun menjadi sekitar US$ 945 miliar.
Pergerakan harga Bitcoin terbaru terjadi setelah Menteri Keuangan AS yang baru Janet Yellen memperingatkan tentang cryptocurrency yang digunakan terutama untuk pembiayaan ilegal.
Mantan Ketua Federal Reserve tersebut mengatakan bahwa pemerintah perlu memeriksa cara-cara yang dapat dilakukan untuk membatasi penggunaannya dan memastikan bahwa pencucian uang tidak terjadi melalui saluran tersebut.