Makin Populer! Bitcoin Juga Dipakai Jadi Mahar Pernikahan di RI

Makin Populer! Bitcoin Juga Dipakai Jadi Mahar Pernikahan di RI

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 22 Feb 2021 15:05 WIB
VANCOUVER, BC - OCTOBER 29: Gabriel Scheare uses the worlds first bitcoin ATM on October 29, 2013 at Waves Coffee House in Vancouver, British Columbia. Scheare said he just felt like being part of history. The ATM, named Robocoin, allows users to buy or sell the digital currency known as bitcoins. Once only used for black market sales on the internet, bitcoins are starting to be accepted at a growing number of businesses. (Photo by David Ryder/Getty Images)
Ilustrasi/Foto: Getty Images
Jakarta -

Bitcoin dalam beberapa tahun terakhir banyak dilirik investor. Mata uang kripto ini harganya terus meroket dan mencetak rekor, tak heran Bitcoin kini menjelma menjadi aset yang cukup berharga.

Bahkan, sebagai salah satu aset yang cukup berharga, Bitcoin juga pernah digunakan sebagai mahar pernikahan di Indonesia. Hal itu pertama kali dilakukan oleh Fajar Widi dan pasangannya. Di tahun 2017 yang lalu, pria ini menjadikan Bitcoin sebagai persembahan mahar kepada calon istrinya.

Kepada detikcom, Fajar bercerita sejak medio 2015 memang dirinya sedang menyelami dunia mata uang kripto, Bitcoin salah satu pilihannya. Hingga saat dia mau menikah dirinya ditantang oleh calon istrinya saat itu untuk menjadikan Bitcoin sebagai mahar pernikahan, mengingat nilainya yang cukup berharga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gayung bersambut, Fajar siap menerima tantangan itu. Kebetulan keluarga calon istrinya pun setuju. Jadi lah satu keping Bitcoin dijadikan mahar pernikahan.

"Jadi waktu itu aku nikah 2017 nih, saat itu aku mahar pakai 1 bitcoin. Ceritanya aku mau menikah 2017, basically aku main crypto dulu, mining dan trading juga. Waktu 2017 kan memang naik tuh, akhirnya istriku duluan dulu inisiatif, kenapa nggak maharnya Bitcoin aja sih? Aku setuju juga," kata Fajar membuka kisahnya kepada detikcom, Senin (22/2/2021).

ADVERTISEMENT

Fajar bercerita saat itu, dia membeli Bitcoin untuk dijadikan mahar pernikahan pada Oktober 2017, saat itu dia mengaku membelinya seharga Rp 30 juta per keping. Dia membelinya di sebuah startup exchange Bitcoin bernama Luno.

Uniknya, di hari pernikahannya pada bulan November, satu keping Bitcoin yang jadi mahar itu naik harganya menyentuh Rp 90 juta per keping.

"Waktu itu aku beli 1 Bitcoin itu di harga Rp 30 juta, sebelum Oktober 2017. Waktu aku nikah, naik itu harganya dari Rp 30 juta jadi Rp 90 juta," cerita Fajar.

Meski tergolong barang baru, Fajar bercerita tak banyak penolakan yang terjadi saat dia memilih Bitcoin sebagai mahar, dari keluarga maupun dari pihak KUA sebagai juru nikah. Hanya saja dia mengaku ada satu cerita lucu.

Saat menikah dia sempat ditegur oleh paman istrinya, dia bercerita paman istrinya menilai menjadikan Bitcoin sebagai mahar seperti membuat pernikahan menjadi main-main. Namun, pada akhirnya hal itu tak jadi masalah besar karena semua pihak menerima Bitcoin menjadi mahar.

"Ada juga cerita lucu. Kan mahar 1 BTC (Bitcoin), penolakan dari keluarga nggak ada, cuma ada kerabat istri, omnya itu bilang 'nikah itu bukan hal main-main ya ini hal serius, kan keluarga besar nggak ada yg tau apa itu bitcoin'. Setelah ramai, mereka baru sadar, oh gitu ya," tutur Fajar.

"Karena memang pemahaman orang soal kripto memang belum banyak mengerti, saya paham aja sabar jelasin," katanya.

Kini Bitcoin yang menjadi mahar itu masih disimpan Fajar dan tidak ditukar menjadi uang tunai. Mahar itu menurut Fajar akan dia jadikan aset jangka panjang untuk keluarganya.

"Mahar aku, itu masih aku pegang 1 Bitcoin aja, nggak diapa-apain aku diemin aja. Mau naik berapapun ya nggak ada ruginya kan, kayak investasi emas aja, didiemin, nanti naik terus. Aku simple aja, aku buat investasi jangka panjang juga," kata Fajar.


Hide Ads