Menabung menjadi hal yang menyulitkan terlebih bagi para pekerja informal yang tak memiliki penghasilan tetap setiap harinya. Namun hal ini tak berlaku bagi para pedagang cendol dawet di Dusun Lasah, Desa Karangploso, Kabupaten Malang. Sebab, mereka justru saling berlomba menabung dengan mengikuti program Stroberi Tagihan dari BRI.
Salah satu pedagang cendol dawet Supendi (48) ikut serta dalam program ini. Ia menilai adanya Stroberi Tagihan ini akan membantu di saat Hari Raya Lebaran nanti tiba.
"Tabungan Stroberi itu (dibayar) tiap bulan. Tiap bulan Rp 200 ribu untuk hari raya diambil uangnya hari raya. Stroberi ini membantu kalau Lebaran," jelas dia kepada detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan Supendi, Rony Yohanes (35) yang juga merupakan pedagang cendol dawet mengaku awalnya ikut-ikutan program Stroberi Tagihan ini agar merasa guyub dengan para pedagang lainnya. Kendati demikian ia merasakan sendiri keuntungan dari adanya tabungan yang bisa bermanfaat untuknya pada jangka panjang.
"Lewat sini kan kita wajib nyisihin jadi secara nggak langsung belajar mengelola keuangan juga. Apalagi kayak saya pedagang memang nggak punya THR kalau nggak direncana dari awal ya nggak bisa. Yaudah memanfaatkan, terlebih ada yang memfasilitasi. Alhamdulillah lah ada fasilitatornya dari BRI," imbuh Rony.
Rony mengaku akan kembali mengikuti program Stroberi Tagihan jika periode pertama ini sudah berakhir. "Mau ikut lagi pasti, enaknya buat jangka setahun baru diambil jadi saat kumpul terasa banyak," tegas Rony.
Kepala Cabang BRI Malang Soekarno Hatta Hendra Winata menjelaskan, Stroberi Tagihan merupakan aplikasi yang dikembangkan dari BRI. Ia mengilustrasikan aplikasi ini serupa dengan bentuk arisan, namun dengan kemasan yang lebih aman karena uang tak lagi disimpan dalam bentuk tunai.
"Dengan Stroberi Tagihan ini kita bisa upload ke sistem dan ambilnya ini nanti melalui rekening. Ini sudah kita jalankan, rupanya sangat menarik bagi masyarakat karena belum pernah terpikirkan bagi mereka. Ini juga sudah kita tularkan ke masyarakat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," terang Hendra.
![]() |
Lebih lanjut, Kepala Unit BRI Karangploso Pramono Hadi Putro menyampaikan bahwa 'arisan' Stroberi Tagihan ini diwadahi langsung oleh agen BRILink di Dusun Lasah. Selama hampir setahun perjalanannya di Dusun Lasah, program Stroberi Tagihan dinilai berhasil memotivasi para pedagang cendol dawet di sana untuk dapat menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilan mereka setiap pulang dari berdagang ke dalam celengan aplikasi Stroberi Tagihan ini.
"Celengan ini akan 'dipecah' ketika nanti Idul Fitri, sebagai THR mereka atau upah mereka atau sebagai pengganti ketika di musim hujan para pedagang nggak jualan," jelas Pramono.
Ia berharap, dengan berjalannya program ini para pedagang dapat memiliki tabungan cadangan yang bisa digunakan di masa depan. Termasuk sebagai Tunjangan Hari Raya yang biasanya tak bisa dimiliki oleh para pedagang dengan penghasilan tak menentu.
Adapun pelaksanaan program Stroberi Tagihan di Dusun Lasah didorong oleh Mantri Penemu Klaster Cendol Dawet, Anindya Kristanti bersama Agen BRILink Dusun Lasah Anang Hardiansyah. Keduanya memandang giatnya para pedagang cendol dawet di Lasah untuk menabung dapat difasilitasi lebih lanjut oleh program BRI.
"Mereka rata-rata punya tabungan BRI, setiap minggu sekali nabung. Akhirnya saya sama Pak Anang (bertanya) gimana kalau mereka kita ikutkan program. Kita punya aplikasi sendiri namanya Stroberi Tagihan, ternyata setelah kita bentukan aplikasi mereka bisa. Nabung sendiri ikut, aplikasi Stroberi Tagihan itu sendiri juga ikut. Ternyata mereka bisa," ucap Nindy.
Kendati program tabungan berjangka model arisan ini bukanlah hal baru, Agen BRILink Dusun Lasah Anang Hardiansyah menilai, semangat para pedagang dalam ikut serta di Stroberi Tagihan ini muncul karena rasa aman yang diberikan oleh BRI melalui programnya.
"Kan biasanya kalau tabungan arisan biasa itu yang megang perorangan, perorangan juga ada bosnya. Jadi kadang uang sedang ngumpul, mau dibagi, eh bosnya lari. Itu sering kejadian. Nah kalo saya bukan mencarikan bos. Saya hanya mencarikan wadah (BRI), uangnya ke mana? Ke sistem BRI, kan lebih aman, nah temen-temen di situ banyak yang minat," ungkap Anang.
Adapun program ini berjalan selama 10 bulan lamanya sebelum tabungan dapat dicairkan. Anang menceritakan, periode pertama Stroberi Tagihan di Dusun Lasah akan segera berakhir dan dibongkar di awal Mei mendatang. Nantinya tabungan yang terkumpul dapat dirasakan sendiri manfaatnya oleh para pedagang sebagai pengganti THR.
Meski belum dirasakan langsung manfaatnya oleh pedagang, Anang mengaku para pedagang terus semangat berlomba-lomba menyetor Stroberi Tagihan dan selalu senang saat mendapatkan notifikasi setorannya telah berhasil ditabungkan.
Anang mengungkap ada sebanyak 49 nasabah yang tergabung dalam Stroberi Tagihan di Dusun Lasah baik itu dari kalangan pedagang cendol dawet maupun masyarakat umum lainnya. Dari jumlah tersebut, telah terkumpul sebanyak Rp 72.045.000 uang di Stroberi Tagihan per Februari 2021.
Kisah manisnya tabungan yang dirasakan para pedagang cendol dawet di Lasah ini menjadi satu dari kumpulan kisah dalam program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia. Program Jelajah UMKM mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, Ikuti terus jelajah UMKM bersama BRI hanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.
(mul/hns)