Kisruh PT Bank Bukopin Tbk yang melibatkan PT Bosowa Corporindo dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memasuki babak baru. Setelah gugatan terhadap OJK di PTUN dikabulkan, kini giliran pihak Bosowa yang menjadi target perkara.
Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Bosowa Corporindo Sadikin Aksa (SA) ditetapkan sebagai tersangka oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri. Dia diduga melanggar tindak pidana sektor jasa keuangan.
SA sendiri diduga sengaja mengabaikan perintah tertulis dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helmy Santika mengatakan penetapan SA sebagai tersangka diterapkan setelah dilakukan gelar perkara. Penyidik memperoleh fakta hasil penyidikan dan alat bukti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Atas perbuatan tersangka yang diduga dengan sengaja mengabaikan dan atau tidak melaksanakan perintah tertulis dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujar Helmy melalui keterangan tertulis, Rabu (10/3/2021).
Terkait Bank Bukopin
Sejak Mei 2018, PT Bank Bukopin Tbk telah ditetapkan sebagai bank dalam pengawasan intensif oleh OJK karena permasalahan tekanan likuiditas. Kondisi tersebut semakin memburuk sejak Januari hingga Juli 2020.
Dalam rangka upaya penyelamatan Bank Bukopin, OJK mengeluarkan kebijakan, di antaranya memberikan perintah tertulis kepada Dirut PT Bosowa Corporindo atas nama SA melalui surat OJK nomor: SR-28/D.03/2020 tanggal 9 Juli 2020.
Surat itu berisikan tentang perintah tertulis pemberian kuasa khusus kepada Tim Technical Assistance (TA) dari PT BRI untuk dapat menghadiri dan menggunakan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Bukopin Tbk dengan batas waktu pemberian kuasa dan penyampaian laporan pemberian surat kuasa kepada OJK paling lambat 31 Juli 2020.
Namun, Helmy mengungkap PT Bosowa tidak melaksanakan perintah tertulis itu. "Akan tetapi PT Bosowa Corporindo tidak melaksanakan perintah tertulis tersebut," kata Helmy.
Simak juga 'Erwin Aksa Cerita di Balik Perseteruannya dengan Bos PolMark':