Naik 7%, Laba Bersih BCA di Kuartal I Tembus Rp 7 Triliun

Naik 7%, Laba Bersih BCA di Kuartal I Tembus Rp 7 Triliun

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 22 Apr 2021 15:51 WIB
Logo BCA
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak mencatat laba bersih sebesar Rp 7 triliun tumbuh 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan penyaluran kredit BCA per kuartal I 2021 Rp 586,8 triliun. Dengan komposisi kredit korporasi mencapai Rp 262,6 triliun di Maret 2021, naik 0,9% yoy.

"Untuk kredit komersial dan UKM turun 6,4% yoy menjadi Rp 178,9 triliun. Total kredit konsumer terkontraksi 10% yoy menjadi Rp139,5 triliun," kata dia dalam konferensi pers, Kamis (22/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,4% yoy menjadi Rp 89,4 triliun, serta KKB berkurang 23,7% yoy menjadi Rp 36,0 triliun. Saldo outstanding kartu kredit turun 10,2% yoy ke Rp11,1 triliun.

Pengajuan aplikasi kredit konsumer baru dari BCA Online Expoversary diharapkan akan berkontribusi bagi penyaluran kredit baru pada triwulan II tahun ini. Dari total portofolio kredit, sekitar 21,4% atau Rp 126,0 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

Dari sisi dana pihak ketiga, BCA berhasil membukukan kinerja yang kuat pada triwulan I 2021. Current account and savings account (CASA) naik 15,4% yoy mencapai Rp 655,8 triliun, berkontribusi bagi kenaikan total dana pihak ketiga yang sebesar 14,6% yoy menjadi Rp849,4 triliun.

Sementara itu, deposito berjangka meningkat 12,2% yoy menjadi Rp 193,6 triliun. Kuatnya pertumbuhan dana pihak ketiga mendorong total aset tumbuh 12,1% yoy menjadi Rp 1.090,4 triliun di akhir Maret 2021.

Solidnya pertumbuhan dana pihak ketiga memungkinkan BCA untuk mencetak pendapatan bunga yang lebih tinggi dari aset treasury, sehingga menyeimbangkan penurunan imbal hasil (yield) dan outstanding kredit yang lebih rendah.

Selain itu, sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan dari Bank Indonesia, BCA mampu menurunkan suku bunga produk deposito, yang mana berdampak pada beban bunga yang lebih rendah.

Oleh karena itu, BCA mampu membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 3,3% yoy menjadi Rp14,1 triliun.

Di sisi lain, pendapatan non-bunga berkurang menjadi Rp 4,9 triliun, atau turun 14,5% yoy karena pendapatan non-bunga pada kuartal I tahun lalu sebagian besar didorong oleh keuntungan tidak berulang (one-off gain) dari penjualan portofolio reksa dana. "Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp 19,1 triliun atau terkoreksi 2,0% yoy, sementara laba bersih tumbuh 7,0% yoy menjadi Rp 7 triliun," ujarnya.

Permodalan BCA tetap berada di posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 24,5%, lebih tinggi dari ketetapan regulator, serta likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 65,2%.

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga pada tingkat yang bisa ditoleransi sebesar 1,8%, dibandingkan triwulan I tahun lalu yang sebesar 1,6%, didukung oleh relaksasi kebijakan restrukturisasi.

Normalisasi restrukturisasi kredit akan menjadi salah satu fokus BCA pada tahun 2021. Sebagai tambahan, rasio pengembalian terhadap aset (return on asset/ROA) tercatat sebesar 3,1%, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 15,8%.

Jahja mengatakan sejalan dengan perekonomian yang berangsur pulih dari pandemi, BCA tetap optimis dalam memanfaatkan peluang bisnis di seluruh segmen pada tahun ini.

"Tidak kalah penting, sebagai responsible corporate citizen dan komitmen mendukung nilai Environment, Social and Governance (ESG), BCA senantiasa aktif terlibat dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, pengembangan budaya, pendidikan, dan kesehatan," kata dia.


Hide Ads