Bank Mandiri Cetak Laba Rp 5,9 T Kuartal I 2021

Bank Mandiri Cetak Laba Rp 5,9 T Kuartal I 2021

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 27 Apr 2021 15:25 WIB
Gedung Bank Mandiri Pusat, Jl Gatot Subroro
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

PT Bank Mandiri Tbk (Persero) berhasil mencetak laba bersih Rp 5,9 triliun pada kuartal I-2021. Hal tersebut menyusul ada pertumbuhan kinerja Perseroan pada tiga bulan pertama di tahun ini.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Keuangan Bank Mandiri, Sigit Prastowo dalam konferensi pers virtual mengenai paparan kinerja kuartal I-2021 Bank Mandiri, Selasa (27/4/2021).

"Seiring dengan kualitas kredit, secara konsolidasi kinerja keuangan Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp 5,9 triliun," kata Sigit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan Perseroan secara konsolidasi berhasil membukukan laba sebelum provisi (PPOP) sebesar Rp 14,1 triliun, tumbuh 1,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

"Hasil kinerja Bank Mandiri di triwulan I-2021 ini menunjukkan bahwa saat ini Perseroan berada pada jalur yang tepat untuk membukukan kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya. Kuncinya adalah soliditas setiap elemen perusahaan dalam mengeksekusi berbagai rencana bisnis serta dukungan kuat nasabah dan stakeholder kepada perseroan," kata Darmawan.

ADVERTISEMENT

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020, laba bersih Bank Mandiri yang sebesar Rp 5,9 triliun ini mengalami penurunan sekitar 39,71%. Pasalnya, pada kuartal I-2020, Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 7,9 triliun.

Angka laba sebelum provisi Bank Mandiri didukung oleh kinerja kredit yang tumbuh 9,10% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 984,8 triliun pada kuartal I-2021. Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit hingga kuartal I-2021 mencapai Rp 779,0 triliun, yang ditopang oleh segmen wholesale yang tumbuh tipis 0,18% YoY menjadi Rp 513,9 triliun serta segmen UMKM yang tumbuh baik sebesar 3,22% YoY menjadi Rp 92,1 triliun.

Pencapaian tersebut, dikatakan Dermawan tetap memperhatikan kualitas pembiayaan sehingga rasio NPL konsolidasi terjaga baik di kisaran 3,15% dan rasio pencadangan terhadap NPL lebih dari 220%.

Darmawan mengatakan, salah satu kunci keberhasilan perseroan dalam membangkitkan kinerja pada awal tahun ini adalah dengan memperhatikan sektor unggulan di masing-masing wilayah yang masih memiliki prospek positif dan kualitas yang baik.

"Kami melihat laju pertumbuhan ini sebagai tanda positif mulai berdenyutnya sisi permintaan dunia usaha yang perlu terus dijaga dan bahkan diperkuat agar ekonomi Indonesia segera pulih. Oleh karena itu, kami tidak akan lengah dan terus waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan," ujarnya.

Beberapa sektor ekonomi yang menjadi fokus penyaluran kredit segmen wholesale antara lain sektor FMCG, Perkebunan dan Konstruksi. Sementara di sektor UMKM, outstanding portfolio KUR juga tumbuh kencang di kisaran 35,4% YoY menjadi Rp 46,2 triliun, dimana Rp 9,6 triliun disalurkan kepada 99.162 debitur dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), tercatat DPK Bank Mandiri secara konsolidasi hingga triwulan I 2021 tumbuh 25,5% YoY menjadi Rp 1.181,3 triliun, dengan komposisi dana murah yang meningkat menjadi 67,60% dari sebelumnya 64,13%. DPK secara bank only juga mengalami peningkatan sebesar 15,6% YoY mencapai Rp 947,8 triliun dengan CASA ratio sebesar 71,2%, terutama didorong oleh pertumbuhan giro yang mencapai 41,73% YoY menjadi Rp 335,9 triliun.

"Keberhasilan kami memperbaiki komposisi dana murah ini juga ikut menekan biaya dana atau cost of fund YtD (bank only) menjadi hanya 1,80%, turun tajam dari 2,83% pada Maret 2020," katanya.

Dia menyebutkan, kenaikan DPK hingga menembus level Rp 1.100 triliun dan kenaikan penyaluran kredit berkontribusi kepada pembentukan aset Bank Mandiri secara konsolidasi hingga mencapai Rp 1.584,1 triliun, meningkat 20% secara yoy.

Dengan capaian baik di sisi kredit dan DPK tersebut serta dengan perkembangan positif dari inisiatif Mandiri Digital, Bank Mandiri pun mampu memperbaiki rasio profitabilitas perseroan. Buktinya, realisasi pendapatan Bank Mandiri secara konsolidasi tumbuh 7,2% YoY menjadi Rp 25,6 triliun. Penopangnya adalah kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 12,6% menjadi Rp17,5 triliun.

Selain itu, Darmawan mengatakan, pihaknya optimis perkembangan program vaksinasi COVID-19 yang dikombinasikan dengan berbagai stimulus kebijakan pemerintah dan regulator, termasuk berbagai program bantuan sosial kepada masyarakat, akan mampu membangkitkan perekonomian Indonesia dari tekanan dahsyat pandemi COVID-19.


Hide Ads