Bank DKI mencetak laba Rp 580,6 miliar sepanjang tahun 2020. Selain itu, total aset bank pembangunan daerah ini juga mengalami peningkatan 13,39%.
Direktur Utama Bank DKI, Zainuddin Mappa mengatakan perusahaan telah menerapkan berbagai inisiatif dan pengelolaan risiko yang efektif untuk menjaga kualitas aset dan bisnis selama pandemi COVID-19.
"Berbagai inisiatif dalam upaya penanganan pandemi COVID-19 dengan tetap mengedepankan pertumbuhan yang berkualitas menjadi fundamental yang baik bagi perseroan untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang," kata Zainuddin dalam keterangan resminya yang dikutip, Kamis (29/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi kredit dan pembiayaan, Zainuddin mengatakan terkontraksi minus 4,71% secara yoy menjadi sebesar Rp 35,66 triliun. Penurunan kredit di sepanjang tahun 2020, dikarenakan Bank DKI mengurangi eksposur kredit yang diberikan kepada bank di mana sebelumnya tahun 2019 mencapai sebesar Rp 3 triliun menjadi hanya Rp 575 miliar di tahun 2020. Adapun kredit yang diberikan kepada sektor riil tetap tumbuh sebesar 1,95% dari semula sebesar Rp 34,40 triliun di tahun 2019 menjadi sebesar Rp 35,08 triliun di tahun 2020.
Per Desember 2020, rasio NPL Gross tercatat sebesar 2,98% dan berada di bawah rata-rata NPL industri perbankan nasional di tahun 2020 sebesar 3,06%. Selain itu, untuk menjaga kelangsungan bisnis ke depan, Bank DKI juga telah membukukan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi penurunan kualitas kredit imbas dari pandemi COVID-19.
Sementara itu, total aset Bank DKI mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik sebesar Rp 63,04 triliun, tumbuh 13,39% dibanding tahun 2019 sebesar Rp 55,60 triliun. Pertumbuhan aset tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).
"Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan 31,16%, dari semula tercatat sebesar Rp 37,30 triliun menjadi sebesar Rp 48,92 triliun di tahun 2020," katanya.
Total tabungan Bank DKI per Desember 2020 tercatat sebesar Rp 11,07 triliun, tumbuh 5,04% dibanding tahun 2019 sebesar Rp 10,54 triliun. Adapun untuk giro per Desember 2020 tercatat sebesar Rp 11,17 triliun, tumbuh sebesar 46,84% dibanding tahun 2019 sebesar Rp 7,61 triliun sementara untuk deposito tercatat sebesar Rp 26,69 triliun, tumbuh 39,30% dibanding tahun 2019 sebesar Rp 19,14 triliun.
Berdasarkan data Rasio Keuangan, per Desember 2020, Rasio Kecukupan Modal (CAR) Bank DKI tercatat sebesar 28,05% mengalami peningkatan sebesar 2,27% dari sebelumnya 25,78%. Selain itu, rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) per Desember 2020 tercatat sebesar 81,99% meningkat 5,98% dari tahun 2019 sebesar 76,01%.
Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dalam rangka implementasi PSAK 71 di tahun 2020. Rasio Net Interest Margin (NIM) akhir tahun 2020 tercatat sebesar 5,26%, cenderung menurun dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 5,44% imbas dari perlambatan pertumbuhan kredit yang terjadi di sepanjang tahun 2020.
(hek/ara)