Jumlah penjaminan kredit modal kerja (KMK) dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga 29 Juni 2021 oleh PT Jamkrindo mencapai Rp 17,3 triliun. Jumlah debiturnya mencapai 1,054 juta.
Sebelum mendapat penugasan pemerintah untuk menjamin KMK dalam rangka PEN, Jamkrindo mendapat penugasan untuk menjamin Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Total volume penjaminan KUR dari 2007 hingga April 2021 mencapai Rp Rp 453,7 triliun. Adapun volume tahun kalender sampai dengan April 2021 Rp 40,6 triliun, meningkat 43% dari periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 28,4 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain fokus pada bisnis program dan tetap mengembangkan produk di luar penjaminan program, Jamkrindo juga terus meningkatkan kehadirannya di masyarakat melalui berbagai bantuan," ujar Direktur Utama Jamkrindo Putrama W Setyawan, Kamis (1/7/2021).
Jamkrindo awalnya terbentuk dari kondisi riil koperasi yang masih tertinggal dibandingkan dengan dua pelaku ekonomi lainnya yaitu BUMN dan swasta.
Mempertimbangkan hal itu, pemerintah mendirikan Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK) pada tahun 1970 yang dalam perkembangannya diubah menjadi Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK).
Seiring berjalannya waktu dan terkait dengan keberhasilan pelaksanaan fungsi dan tugas Perum PKK dalam mengembangkan koperasi melalui kegiatan penjaminan kredit, pemerintah memperluas jangkauan pelayanan Perum PKK menjadi tidak hanya terbatas hanya pada koperasi, tetapi juga meliputi UMKM sekaligus mengubah nama Perum PKK menjadi Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU).
Selanjutnya pada Mei 2008, Perum SPU kembali diubah namanya menjadi Perum Jamkrindo. Perubahan nama perusahaan tersebut terkait dengan perubahan bisnis perusahaan yang tidak lagi memberikan pinjaman secara langsung kepada UMKM dan Koperasi melalui pola bagi hasil, tetapi hanya terfokus pada bisnis penjaminan kredit UMKMK.
Pada tahun 2020, Perum Jamkrindo bertransformasi sebanyak dua kali, dari Perum Jamkrindo ke PT Jamkrindo (Persero), lalu menjadi PT Jamkrindo yang menandai masuknya perusahaan ke dalam holding Indonesia Financial Group (IFG) dengan induk holding PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).
(das/ara)