Mundur dari Komisaris BRI, Rektor UI Ari Kuncoro Punya Harta Rp 52 M

Rektor UI Ari Kuncoro akhirnya mundur dari Wakil Komisaris Utama BRI. Ia mundur usai kontroversi rangkap jabatan yang menjeratnya.

Awalnya, Ari dianggap melanggar aturan. Namun, aturan tersebut kemudian direvisi.

Terlepas dari itu, Ari yang merupakan pejabat publik yang diwajibkan melaporkan LHKPN atau Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara ke KPK.

Dikutip LHKPN KPK, Kamis (22/7/2021), Ari tercatat melaporkan LHKPN secara periodik terakhir pada 29 Maret 2021 untuk periode 2020. Total harta yang dicatatkan yaitu Rp 52.478.724.275

Dari total itu, paling tinggi Ari menuliskan hartanya berupa kas dan setara kas yaitu Rp 30.377.586.748. Lalu tercatat 10 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Depok, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur yang nilainya Rp 18.662.000.000.

Untuk tunggangan, Ari memiliki 5 mobil yang nilai totalnya yaitu Rp 3.093.100.000, yang rinciannya di bawah ini:

1. Mercedes C 200 tahun 2012 senilai Rp 200 juta;
2. Honda Freed tahun 2013 senilai Rp 120 juta;
3. Toyota Innova tahun 2018 senilai Rp 200 juta;
4. Mercedes E350 tahun 2020 senilai Rp 1.502.100.000; dan
5. Toyota Alphard Velvire tahun 2020 senilai Rp 1.071.000.000.

Selain itu, Ari Kuncoro juga melaporkan adanya harta bergerak lain senilai Rp 157 juta, surat berharga Rp 481.109.000, dan harta lainnya Rp 1.772.375.425 sehingga totalnya Rp 54.543.171.173.

Namun Ari memiliki utang sebesar Rp 2.064.446.898. Dengan begitu, total LHKPN miliknya yaitu Rp 52.478.724.275.

Sebagai tambahan, sebelum menjadi Wakil Komisaris BRI, Ari pernah menjabat sebagai Komisaris Utama/Independen di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI pada 2017-2020. Ia menjabat sebagai Rektor UI pada 2019 hingga sekarang. Selanjutnya, ia menjadi Wakil Komisaris BRI dari tahun 2020 dan kemudian mundur.

Ari menyelesaikan S1-nya di Universitas Indonesia. Kemudian, studi S2 di University of Minnesota dan S3 di Brown University.

Ari Kuncoro juga merupakan suami dari Anggota Dewan Komisioner merangkap Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Lana Soelistianingsih.