PT Bank Mega Tbk memperoleh laba bersih Rp 1,56 triliun di kuartal II-2021. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, torehan itu meningkat 32% dari posisi kuartal II-2021 sebesar Rp 1,18 triliun.
Sementara laba sebelum pajak tumbuh sebesar 33% menjadi Rp 1,94 triliun dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,46 triliun.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib menjelaskan pertumbuhan laba tersebut dikontribusikan oleh pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) yang naik sebesar 23% (YoY) menjadi Rp 2,4 triliun dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,98 triliun.
"Selain pendapatan bunga bersih, faktor lain yang menjadi penyumbang kenaikan laba Bank Mega diperoleh dari adanya penurunan biaya operasional bank sebesar 9% (YoY) dari Rp 1,70 triliun menjadi sebesar Rp 1,54 triliun sebagai hasil dari program efisiensi dan digitalisasi yang dilakukan Bank," terang Kostaman dalam pernyataan tertulis, Jumat (30/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Juni 2021, total aset Bank Mega mengalami kenaikan sebesar 3% menjadi Rp 115,87 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp 112,20 triliun.
Bank Mega juga mencatatkan pertumbuhan pada penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar 6% menjadi Rp 84,07 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp 79,19 triliun. Hal ini dikontribusi oleh Tabungan yang tumbuh sebesar 7% menjadi Rp 14,73 triliun dan Deposito yang juga tumbuh sebesar 7% menjadi Rp 60,83 triliun.
Di tengah tantangan perekonomian yang masih terdampak pandemi, Bank Mega berhasil menyalurkan kredit yang hingga Juni 2021 tumbuh sebesar 8% menjadi Rp 52,46 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp 48,49 triliun. Hal ini terutama dikontribusi oleh kenaikan kredit koRp orasi sebesar 16% menjadi Rp 30,29 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp 26,21 triliun dan kredit komersial yang tumbuh sebesar 3% menjadi Rp 2,28 triliun.
Bank Mega berhasil melakukan efisiensi operasional melalui inovasi digital dan otomasi yang telah dilakukan dengan baik. Hal ini tercermin dari semakin membaiknya rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dimana tercatat pada triwulan II 2021 berhasil turun menjadi 62,05%, jauh membaik jika dibandingkan pada posisi yang sama periode tahun sebelumnya sebesar 70,18%.
Bank Mega juga berhasil mencatatkan perbaikan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) pada triwulan II 2021 menjadi 27,31% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 25,34%.
Pertumbuhan kredit juga diikuti dengan kualitas yang baik, dimana pada triwulan II 2021 NPL gross tercatat turun menjadi 1,26% dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,56%.
Keberhasilan Bank dalam perolehan laba juga tercermin pada rasio ROA (Return on Asset) dimana pada triwulan II 2021 tercatat sebesar 3,45% naik dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,93%. Sementara rasio ROE (Return on Equity) sebesar 19,13% naik dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 15,88%.
Baca juga: Profil Bank Allo yang Dibeli CT |
(das/das)