Mimpi RI Punya Bank Syariah Raksasa

Mimpi RI Punya Bank Syariah Raksasa

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 01 Agu 2021 18:19 WIB
Bank Syariah Indonesia
Foto: Angga Aliya Firdaus
Jakarta -

Tanggal 1 Februari 2021 menjadi tanggal yang bersejarah bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, pada hari itu PT Bank Syariah Indonesia Tbk resmi diluncurkan.

"Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi perkembangan ekonomi syariah Indonesia. Sudah lama kita dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia," ujarnya saat meluncurkan Bank Syariah Indonesia tersebut.

Jokowi mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar merupakan identitas global. Bagi Jokowi, sudah sewajarnya Indonesia menjadi terdepan di bidang ekonomi syariah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank Syariah Indonesia merupakan hasil merger dari Bank Syariah Mandiri (BSM), BRI Syariah dan BNI Syariah. Sebelum merger terjadi, Jokowi pernah mengungkap mimpinya.

Jokowi ingin aksi korporasi itu membuat Indonesia memiliki bank syariah raksasa.

ADVERTISEMENT

"Nantinya semua aset bank syariah milik negara akan dilebur menjadi satu untuk melahirkan bank syariah raksasa," kata Jokowi dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 (28/10/2020).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menekankan bahwa pemerintah memiliki perhatian besar untuk membangkitkan raksasa keuangan syariah di Indonesia.

"Pemerintah memiliki concern besar untuk membangkitkan raksasa ini. Salah satunya dengan membangun satu bank syariah terbesar di Indonesia," sebutnya.

Bagaimana awalnya tercetus ide menggabungkan bank syariah BUMN? Buka halaman selanjutnya.

Mundur ke belakang, wacana merger bank syariah sendiri sebenarnya sudah terdengar sejak tahun 2015. Menteri BUMN Rini Soemarno kala itu menjelaskan, Indonesia belum memiliki bank syariah yang memiliki aset dan kemampuan pembiayaan yang besar. Padahal, Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

"Kita belum punya bank syariah yang betul-betul besar. Sementara kita sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia," kata Rini, 6 Maret 2015.

Namun, rencana merger bank syariah kala itu perlahan-lahan tak terdengar. Hingga posisi Rini diganti oleh Erick Thohir.

Wacana merger kembali terdengar pada Juli 2020. Menteri BUMN Erick Thohir saat itu mengatakan, pihaknya sedang mengkaji merger bank syariah. Bahkan, ia menargetkan merger rampung Februari 2021.

"Dan untuk juga beberapa bank, kita coba sedang kaji bank-bank syariah kita ini, nanti jadi semua kita coba mergerin," kata Erick (2/7/2021).

"InsyaAllah Februari tahun depan jadi satu. Bank syariah Mandiri, BNI," sambungnya.

Dia mengatakan, dengan penggabungan tersebut bank syariah ini menjadi opsi sumber pembiayaan.

"Supaya tadi ada opsi-opsi pendanaan yang percaya bisnis syariah kita mesti buka itu. Namanya pendanaan macam-macam kan ada mahal, murah, syariah kita mesti welcome semuanya itu," terangnya.

Proses demi proses pun berjalan untuk mewujudkan merger tersebut. Hingga akhirnya, peleburan ini tuntas pada pada Februari 2021.

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi menyatakan, pihaknya siap membawa bank ini masuk ke dalam daftar 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun mendatang.

"Kami siap membawa Bank Syariah Indonesia untuk masuk ke dalam 10 bank syariah terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan," katanya dalam peluncuran Bank Syariah Indonesia.

Dia mengatakan, proses merger ini membutuhkan waktu 11 bulan yang dimulai Maret 2020. Proses merger tersebut pun rampung dan resmi beroperasi dengan nama dan identitas baru, Bank Syariah Indonesia.

"Nama Bank Syariah Indonesia dipilih karena kami ingin bank syariah ini dapat menjadi representasi Indonesia baik di tingkat nasional maupun global," katanya.

Hingga Desember 2020, bank hasil merger memiliki total aset Rp 240 triliun, total pembiayaan Rp 150 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) Rp 210 triliun. Lalu, modal inti perusahaan Rp 22,6 triliun.

"Bank Syariah Indonesia akan menjadi bank peringkat ke-7 (nasional) berdasarkan total aset," katanya kala itu.


Hide Ads