Ekonomi Tumbuh Tinggi, Bank BUMN Ancang-ancang Genjot Penyaluran Kredit

Ekonomi Tumbuh Tinggi, Bank BUMN Ancang-ancang Genjot Penyaluran Kredit

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 05 Agu 2021 18:46 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II 2021 tercatat 7,07% dibandingkan periode kuartal II 2020 lalu. Empat Bank BUMN yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengaku optimis dan siap untuk menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan program dan stimulus dari pemerintah.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan dengan capaian pertumbuhan ekonomi seperti yang telah dirilis BPS, Royke pun semakin optimistis penyaluran dan penyerapan kredit untuk mendukung pemulihan ekonomi di masyarakat pada paruh kedua tahun ini akan semakin baik.

Harapannya hal itu akan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga serta daya beli masyarakat. "Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan terutama di segmen UMKM menjadi salah satu sinyal dari Pemulihan Ekonomi Nasional. Di sisi lain, pandemi ini turut mempercepat langkah perbankan untuk meningkatkan layanan digitalnya. Tren positif pertumbuhan transaksi digital perbankan menandakan bahwa ekonomi masyarakat yang semakin berputar," kata dia dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sisi masyarakat, Royke juga menyampaikan himbauan untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut merupakan salah satu upaya dalam mengawal Pemulihan Ekonomi Nasional ini.

Selaras dengan pernyataan Royke, data BPS menyebut menurut pengeluaran, 84,93% PDB pada triwulan kedua 2021 berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi. Sedangkan menurut lapangan usaha 64,85% PDB berasal dari industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

ADVERTISEMENT

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN Haru Koesmahargyo mengaku siap mengawal pemulihan ekonomi nasional di sektor perumahan. Pasalnya, selama ini sektor perumahan menjadi salah satu lokomotif dalam turut serta memulihkan ekonomi nasional akibat dampak pandemi COVID-19.

Menurut Haru, momentum pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2021 yang sangat baik perlu dikawal oleh perbankan agar bisa memenuhi target pemerintah hingga akhir tahun ini. "Bank BTN konsisten untuk tetap fokus pada pembiayaan perumahan khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah," jelas Haru.

Dia mengungkapkan, pertumbuhan sektor perumahan mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang terganggu pandemi COVID-19. Pertumbuhan sektor perumahan mendorong pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. "Dengan pertumbuhan PDB tersebut, maka kita optimistis bahwa sektor riil khususnya perumahan akan terus tumbuh. Sektor perumahan memiliki multiplier effect terhadap 174 sub-sektor lainnya dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain seperti Jasa Real Estate, Perdagangan, Jasa Keuangan dan Perbankan, serta sektor lainnya," jelas dia.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Junaidi mengatakan penting sekali memprioritaskan penyaluran kredit untuk sektor-sektor usaha yang memiliki peran besar mengatrol pertumbuhan ekonomi tersebut. Di samping itu, kondisi perbankan di Indonesia cukup kuat dan stabil, terlihat dari capital adequacy ratio (CAR) perbankan pada bulan Mei 2021 mencapai 24,3% serta likuiditas perbankan yang juga tetap terjaga ample di level 82,77% per Mei 2021.

"Oleh karena itu untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi, Bank Mandiri menumbuhkan penyaluran kredit. Bahkan secara konsolidasi pada Juni 2021 naik 16,4% secara y-o-y termasuk pembiayaan ke segmen UMKM yang naik 20,1%," ujarnya.

Penyaluran kredit tersebut salah satunya ditopang oleh segmen wholesale Bank Mandiri yang tercatat tumbuh sebesar 7,13% menjadi Rp 534,2 triliun pada akhir Juni 2021. Darmawan menambahkan ruang pertumbuhan kredit di sepanjang tahun 2021 masih cukup terbuka, ditopang oleh potensi peningkatan dari sektor-sektor yang masih mencatat perbaikan seperti telekomunikasi, pertanian, perkebunan dan jasa kesehatan.

Ketua Himbara Sunarso yang juga Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI mengatakan, Himbara bersyukur Indonesia terlepas dari resesi ekonomi akibat pandemi yang terjadi.

Dirinya mengungkapkan bahwa selama ini Himbara telah menjadi mitra utama Pemerintah dalam implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hingga Mei 2021 total penyaluran stimulus untuk PEN tercatat sebesar Rp370,55 triliun (di luar restukturisasi) kepada 51,77 Juta penerima. Sedangkan realisasi restrukturisasi kredit Himbara atas nasabah terdampak Covid-19 sampai sebanyak 3,43 Juta nasabah dengan total baki debet sebesar Rp411,14 triliun.

Dengan perbaikan ini, tentunya HIMBARA semakin optimistis bahwa momentum pemulihan ekonomi semakin dekat. Perbaikan kondisi ekonomi itu, kata dia, ditopang pertumbuhan kredit perbankan yang menunjukkan tren perbaikan. Bahkan, untuk pertama kalinya pertumbuhan kredit positif sekitar 0,6% secara year on year (yoy) pada Juni 2021 yang sebelumnya selalu negatif selama 8 bulan berturut-turut sejak Oktober 2020. Bahkan, sebagai contoh untuk pertumbuhan kredit BRI khususnya segmen mikro tumbuh sebesar 17% year on year.

"Pertumbuhan ekonomi ini, sangat memberikan harapan ke depannya. Ini menunjukkan pemulihan yang nyata baik dari sisi permintaan maupun produksi dan diharapkan menjadi titik balik pemulihan dan percepatan ekonomi ke depan. Momentum pemulihan ekonomi ini harus dijaga," ujar Sunarso.

Menurutnya ada beberapa faktor yang selama ini dijalankan pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi tersebut. "Apresiasi kepada tim ekonomi pemerintah yang telah membuat berbagai kebijakan dan inisiatif sebagai percepatan pemulihan ekonomi nasional," imbuhnya.


Hide Ads