Bunga Acuan Sudah Membumi, Bunga Kredit Bank Masih Selangit?

Bunga Acuan Sudah Membumi, Bunga Kredit Bank Masih Selangit?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 29 Nov 2021 21:00 WIB
Daftar bunga kredit bank
Bunga Acuan Sudah Membumi, Bunga Kredit Bank Masih Selangit?
Jakarta -

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) saat ini berada di level 3,5%. Ini adalah level terendah sepanjang sejarah. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan ke depan rendahnya bunga acuan ini akan menciptakan tren rendahnya suku bunga kredit yang diharapkan bisa mendorong penyaluran kredit bank.

BI juga menyebutkan, likuiditas di perbankan nasional masih melimpah, sehingga bisa membuat bunga lebih rendah. Untuk suku bunga kredit saat ini, dari publikasi Uang Beredar BI per Oktober 2021 tercatat 9,3% atau turun 4 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya.

Tak cuma bunga kredit, bunga simpanan berjangka juga tercatat turun untuk semua tenor. Misalnya 1 bulan turun menjadi 3,16% dibanding bulan sebelumnya 3,27%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu untuk tenor 3 bulan menjadi 3,36% dibanding bulan sebelumnya 3,41%. Selanjutnya tenor 6 bulan tercatat 3,7% turun dibanding periode bulan sebelumnya 3,75%. Kemudian tenor 12 menjadi 4,07% dibandingkan periode bulan sebelumnya 4,28% dan terakhir tenor 24 bulan yang tercatat 4,82% turun dari level 5,16%.

Pada Oktober 2021 BI mencatat penyaluran kredit tercatat RP 5.652,1 triliun tumbuh 3% dibandingkan periode bulan sebelumnya 2,1%.

ADVERTISEMENT

Peningkatan kredit ini terjadi pada debitur perorangan dan korporasi. Untuk kredit perorangan tumbuh 5,65% naik dibandingkan periode bulan sebelumnya 5,2%.

"Untuk kredit korporasi naik 1,1% meningkat dibanding periode September 2021 yang negatif 0,3%," tambahnya.

Bunga Kredit Bisa Turun Lagi? Begini Kata Bankir

Direktur Utama Bank Mayapada, Hariyono Tjahjarijadi mengungkapkan suku bunga kredit tahun depan akan tergantung dari suku bunga dana yang ada.

"Semuanya juga tergantung dampak tapering di Amerika Serikat (AS) sejauh mana pengaruhnya terhadap pasar keuangan di dunia dan di Indonesia," ujar dia.

Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, dengan munculnya varian baru COVID-19 yakni Omicron membuat sulit untuk menyusun prediksi.

"Kalau bunga turun pun masih ada PPKM dan karantina mobilitas tetap sulit sehingga kredit baru masih berat, yang restrukturisasi harus disupport juga. Tidak bisa prediksi dulu," jelasnya.


Hide Ads