Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 hingga 5,2% seiring dengan berlanjutnya reformasi struktural, deregulasi dan debirokratisasi. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, tahun 2022 merupakan momentum yang tepat untuk kembali menorehkan kinerja ekonomi terbaik pasca pandemi.
"Dengan penanganan yang komprehensif seperti yang diarahkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, kami optimistis pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh di atas 5% atau sesuai APBN 5,2%," ujarnya Airlangga dalam keterangan tertulis, Senin (13/12/2021). Hal itu dia ungkapkan di acara Market Outlook 2022, Jakarta beberapa waktu lalu.
Sejalan dengan itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) optimistis kinerja fungsi intermediasi pada tahun 2022 akan lebih agresif. Target ini ditopang suku bunga kredit, serta transformasi digital perseroan yang semakin meningkatkan dana murah guna percetakan laba lebih baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BNI telah siap untuk menjawab tantangan bisnis di tahun 2022. Kami yakin, 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik karena masyarakat telah berangsur-angsur beradaptasi dengan kondisi new normal," ujar Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini.
Novita mengulas kinerja bisnis BNI di tahun 2021 cukup memuaskan. Sampai dengan Q3-2021, perusahaan laba bersih perusahaan tumbuh 96,7 persen secara year on year. Pencapaian tersebut, jelas Novita, didukung oleh percetakan fee based income dan interest margin yang masing-masing terkerek sebesar 17,7% dan 16,8% YoY.
Sebagai persiapan ekspansi, Novita mengutarakan BNI saat ini memiliki modal yang sangat cukup untuk menjaga akselerasi pengembangan bisnis tahun depan. Terlebih, perseroan telah melakukan penerbitan surat utang yang memperkuat modal inti tier 2 dan modal inti tier 1 sehingga mendorong CAR ke posisi 19,9%. Percetakan laba tahun ini pun akan menambah kekuatan modal inti BNI secara organik.
Ia menambahkan kualitas kredit juga menunjukkan pola perbaikan yang signifikan sehingga membuat persepsi risiko BNI lebih baik untuk melanjutkan ekspansi fungsi intermediasi. Adapun, NPL BNI pada kuartal ketiga ini sudah berada pada posisi 3,8% dari periode sama tahun lalu 4,3%.
BNI, lanjut Novita, juga mampu meningkatkan daya saing suku bunga kredit. Hal ini berkat penghimpunan dana murah yang agresif tahun ini sehingga cost of fund terpangkas hingga 1,6%.
"Hal-hal ini untuk dapat membantu ekspansi kredit kami ke depan. Kami juga secara aktif melakukan transformasi layanan dan memperkuat layanan pelayanan. Kami juga telah meresmikan BNI sekuritas di Singapura mengoptimalkan segmen korporasi dan Xpora untuk mendukung debitur segmen umkm Go Global," paparnya.
Halaman Selanjutnya: Transformasi Digital BNI