Silvy menjanjikan ke setiap member bahwa jika terjadi kerugian atau uang hilang, maka dia akan mengembalikan modal 100%. Selama investasi 2 bulan pertama (November-Desember 2021), RAM menyebut proses transaksi berjalan lancar bahkan yang bersangkutan sering memberikan bonus berupa uang dan tiket hotel untuk menginap.
Nah puncaknya pada 7 Januari 2022, terbongkar bahwa investasi ini bukan dikelola oleh Silvy dan ada pihak lain. "Silvy mengatakan bahwa dia mengalami lose/uang hilang di trading. Silvy membuat pengakuan bahwa trading ini bukan dilakukan oleh dia tetapi oleh Bilad (pihak pertama sebenarnya)," jelasnya.
Beberapa member pun mencari tahu mengenai informasinya hingga diketahui ini merupakan investasi bodong dan Silvy bukan pihak pertama, melainkan pihak kedua (reseller). Pihak pertama adalah Billad yang saat ini disebut sudah diamankan di Polres Lamongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata selama ini keuntungan dari investasi tidak melalui trading, melainkan melalui Member Get Member (MGM) di mana uang member yang masuk pada hari itu, dipakai untuk menutupi uang yang akan cair pada hari itu.
Jadi skema yang dilakukan ini mencari downline atau semacam ponzi. Selain Silvy, ada Arum yang termasuk 35 orang menjadi reseller investasi bodong ini di mana mereka menyetor uang kepada pihak pertama yaitu Billad untuk mendapatkan fee.
"Fee sebanyak Rp 100 sampai Rp 200 ribu per slot, Silvy ini per harinya bisa kurang lebih 500 slot. Silvy berdalih bahwa ini adalah MGM yang dilakukan oleh pihak pertama sehingga dia menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada pihak pertama. Tetapi diketahui, semenjak 30 Desember 2021 sampai 7 Januari 2022, Silvy sudah mengetahui ini dan melakukan MGM sendiri," bebernya.
"Dan uang yang sudah jelas saat ini ada di tangan Silvy adalah Rp 100 juta karena uang itu hasil dari open slot pada tanggal 7 yang belum diputarkan dan belum dikirim ke pihak pertama. Keluarga Sylvi sudah angkat tangan dan tidak mau tanggung jawab, rumah sudah kosong," tandasnya.
(aid/fdl)