Diketahui, bank bjb tengah melakukan aksi korporasi perseroan yaitu PMHMETD I atau Right Issue. Dengan diperolehnya pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 21 Februari 2022, maka struktur final atas Right Issue pertama bank bjb adalah untuk proceed yang diharapkan sebanyak-banyaknya Rp924.999.591.375.
Yuddy menjelaskan jumlah saham seri B baru yang diterbitkan yaitu 682.656.525 lembar atau 6,94% dari jumlah lembar saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada perseroan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham terbesar telah menyatakan akan mengeksekusi seluruh HMETD yang diperolehnya, dimana anggaran untuk PMHMETD ini telah tercantum dalam APBD murni Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2022
"Perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan Right Issue ini pada Rp 1.355 per lembar saham, dengan rasio 80 HMETD untuk setiap 1.153 saham yang dimiliki. Dengan demikian faktor dilusi atas right issue ini adalah sebesar-besarnya 6,49% dan dana yang diperoleh akan dipergunakan perseroan untuk memperkuat permodalan dalam rangka ekspansi kredit," jelas Yuddy.
Ia pun mengungkap pertumbuhan positif pada anak usaha bank bjb, bank bjb syariah. Menurutnya, saat ini bjb syariah memiliki aset sebesar Rp 10,4 triliun dengan laba yang positif sebesar Rp 21,9 miliar dan Non Performing Financing atau NPF sebesar 3,4%.
bank bjb syariah dalam waktu dekat pun akan segera melantai di bursa untuk mendukung dana yang diperlukan dalam rangka penguatan permodalan, ekspansi bisnis dan juga mengembangkan infrastruktur teknologi dan produk digitalnya.
Sebagai informasi, saat ini bank bjb memiliki porsi kepemilikan di bank bjb syariah sebesar 99,24%, untuk Initial Public Offering (IPO). Yuddy mengatakan sudah terdapat investor strategis besar di bjb syariah yang memiliki ekosistem bisnis syariah, sehingga akan memperkuat pasar bank bjb syariah nantinya. Baik sebagai perusahaan Tbk maupun setelah menjadi bank digital. Dengan adanya kepemilikan bank bjb di bank bjb syariah, penguatan infrastruktur teknologi di anak usaha pun dapat dilakukan dengan lebih efisien melalui sharing infrastruktur.
(ega/hns)