2 Tahun Dihantam Pandemi, Begini Kondisi Terkini Perbankan hingga Pasar Modal

2 Tahun Dihantam Pandemi, Begini Kondisi Terkini Perbankan hingga Pasar Modal

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 30 Mar 2022 18:08 WIB
Saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) melejit pada perdagangan Selasa (5/1/2021) gegara Raffi Ahmad dan Ari Lasso mempromosikannya.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Pandemi Corona sudah terjadi selama 2 tahun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap, kinerja jasa keuangan stabil dan tumbuh. Hal itu terlihat dari kinerja perbankan hingga pasar modal.

Seperti dikutip dari keterangan yang diterima detikcom, Rabu (30/3/2022), Rapat Dewan Komisioner (RDK) Maret 2022 menyatakan perkembangan pasar saham Indonesia masih menguat. Sampai dengan 25 Maret 2022, IHSG telah menguat 1,6% mtd dan mencatatkan all time high pada level 7.049,68 (24/3).

"Penguatan ini didukung oleh net buy nonresiden di pasar saham yang tercatat sebesar Rp 5,12 triliun mtd. Sementara itu di pasar SBN, outflow nonresiden mencatatkan peningkatan sebesar Rp 36,65 triliun sehingga turut mendorong peningkatan rerata yield 19,8 bps," bunyi laporan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penghimpunan dana di pasar modal melalui penawaran umum saham, obligasi dan sukuk hingga 29 Maret 2022 telah mencapai nilai Rp 47,6 triliun dengan penambahan emiten baru sebanyak 15 emiten. Hal ini menunjukkan optimisme investor domestik maupun global atas perekonomian domestik yang terus pulih.

Fungsi intermediasi perbankan pada bulan Februari 2022 kembali mencatatkan tren positif dengan pertumbuhan kredit sebesar 6,33% yoy (0,93% mtm) dengan seluruh kategori debitur mencatatkan kenaikan, terutama UMKM dan ritel.

ADVERTISEMENT

Secara sektoral, mayoritas sektor utama mencatatkan kenaikan kredit secara mtm, terutama perdagangan, manufaktur, dan rumah tangga masing-masing sebesar Rp 19,5 triliun, Rp 8,8 triliun, dan Rp 7,1 triliun. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,11% yoy (0,30% mtm) terutama didorong oleh giro yang tumbuh sebesar Rp 30,1 triliun.

"OJK juga terus mendorong terbentuknya tingkat suku bunga perbankan yang lebih efisien dan secara umum hingga Februari terus melanjutkan tren penurunan. Rata-rata suku bunga kredit tertimbang dari Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), dan Kredit Konsumsi (KK) pada Februari 2022 tercatat sebesar 9,02% atau menurun dibandingkan periode sebelumnya, begitupun dengan SBDK yang menurun menjadi sebesar 8,81%," lanjutnya.

Pada sektor IKNB, piutang perusahaan pembiayaan terpantau dalam tren meningkat, dengan nominal tercatat sebesar Rp 372 triliun pada Februari 2022 terutama didorong oleh jenis pembiayaan modal kerja dan investasi dengan mayoritas sektoral mengalami pertumbuhan positif. Namun demikian, premi asuransi umum kembali terkontraksi pada Februari 2022 sebesar 3,5% yoy setelah bulan sebelumnya terpantau positif 4,68%. Premi asuransi jiwa juga masih terkontraksi 22,02% yoy.




(acd/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads