Uang kuno atau uang zaman dulu memang memiliki tempat tersendiri bagi sebagian orang, khususnya para kolektor. Sebab uang kuno tersebut memiliki nilai yang tinggi, baik dari sejarahnya maupun harga.
Karenanya tidak heran bila uang kuno atau uang lama semakin menjadi barang buruan bagi banyak orang, baik itu untuk koleksi pribadi ataupun untuk mahar.
Sering kali mereka rela membayar dengan nilai lebih agar mendapatkan alat tukar yang sebenarnya sudah tidak digunakan lagi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia sendiri memiliki banyak uang kuno yang bernilai tinggi. Nah, berikut beberapa uang kuno zaman Belanda yang jadi incaran kolektor dan memiliki nilai jual fantastis:
1. Pecahan uang 25 Gulden
Pecahan uang 25 Gulden seri Wayang ini dicetak pada tahun 1935. Seri pecahan uang ini memiliki harga pasaran yang menyentuh Rp 75 juta
2. Pecahan uang 10 Gulden
Pecahan uang 10 Gulden seri Wayang ini dicetak pada tahun 1939. Pada uang pecahan seri ini dihargai oleh para kolektor mencapai Rp 4 juta
3. Pecahan uang 5 Gulden
Pecahan uang 5 Gulden seri Wayang ini dicetak pada tahun 1939. Untuk pecahan uang seri ini mungkin memiliki harga lebih murah dibandingkan yang lain, tapi tetap saja mahal, harganya adalah Rp 2 juta
4. Pecahan uang 2.5 Gulden
Pecahan uang 2.5 Gulden seri Ratu Wilhelmina yang dicetak pada tahun 1920. Nilai pecahan uang yang terakhir ini mungkin bisa dibilang kecil, tapi harga yang ditawarkan untuk seri uang kuno ini bisa mencapai Rp 120 juta
Sebelumnya kepada detikcom, kolektor uang kuno asal Indonesia Anton Max mengungkapkan kenapa uang kuno peninggalan Belanda bisa memiliki harga yang fantastis meskipun secara fungsi sudah tidak berlaku lagi sebagai alat transaksi.
Ia menjelaskan nilai sejarah dan juga kelangkaannya adalah faktor utama yang membuat uang kuno peninggalan Belanda tersebut diburu oleh para kolektor.
"Uang zaman penjajahan Belanda mahal karena Uang-uang itu yang jadi bukti, saksi sejarah yang bikin barang itu mahal, padahal sudah nggak laku lagi karena jadi bahan rebutan," katanya kepada Detikcom Minggu (16/10/2022)
(fdl/fdl)