.webp)
Suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) disebut akan terus mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang diramal akan terus naik pada tahun depan.
Bunga KPR khususnya dengan skema mengambang atau floating rate akan naik sejalan dengan naiknya suku bunga. Karena itu nasabah atau konsumen harus mencari cara agar cicilan tidak terlalu berat dengan suku bunga yang tinggi.
Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan untuk menghadapi era suku bunga tinggi ini, calon konsumen KPR sebaiknya memilih rumah dengan harga yang lebih rendah meski lokasi mungkin akan jauh dari tempat berkerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi yang sudah terlanjur KPR dengan bunga floating bisa take over ke bank lain yang menawarkan bunga lebih rendah," kata dia saat dihubungi, Selasa (29/11/2022).
Bhima menyebut, bisa juga melakukan negosiasi untuk memperpanjang tenor cicilan. Selain itu bisa juga dengan mengakali pindah KPR ke bank yang memberikan skema cicilan fix atau skema syariah. "Ini bisa memberikan rasa aman, karena cicilan tetap dalam jangka panjang," ujarnya.
Perencana keuangan Aidil Akbar mengungkapkan, jika memang cicilan KPR saat ini dirasa terlalu berat. Bisa mengajukan take over KPR ke bank lain yang memberikan bunga dan cicilan yang lebih rendah.
"Strateginya bisa takeover ke bank lain. Cari yang bunga fix dan yang memangkas waktu cicilan," kata dia. Untuk syarat dan ketentuan memang akan berbeda tergantung dari bank yang bersangkutan.
Selain itu, bisa juga minta keringanan ke bank dengan perpanjangan tenor. Atau jika memang memiliki uang lebih bisa melakukan pembayaran dalam jumlah besar. Hal ini agar pelunasan bisa dilakukan dalam waktu cepat.
Lihat juga video 'Segera Ajukan KPR, Sebelum..':
