Waduh! 65% Dana Pensiun BUMN Lagi Diawasi Ketat Nih

ADVERTISEMENT

Waduh! 65% Dana Pensiun BUMN Lagi Diawasi Ketat Nih

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 05 Des 2022 14:30 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir melaporkan saat ini pihaknya tengah berbenah terhadap sederet dana pensiun para pegawai BUMN. Dia berhadap kasus Asabri dan Jiwasraya tidak kembali terjadi.

"Ini yang menjadi concern, jangan sampai komisi 6 mendorong yang namanya pembukaan kasus-kasus Asabri dan Jiwasraya, tetapi di dana pensiun BUMN kita tidak sempat merapikan dikarenakan ini (dana pensiun) sesuai aturan masing-masing BUMN boleh punya dana pensiun sendiri. Dan ini yang saya rasa mengkhawatirkan," ujar Erick, dalam Rapat Kerja Komisi 6 DPR RI, Senin (5/12/2022).

Erick pun mengungkapkan, menurut deteksi awalnya, sebanyak 35% BUMN dalam kondisi sehat. Sementara 65% sisanya ada dalam perhatian khusus. Menurutnya, kondisi ini menjadi peringatan bagi kementeriannya.

"Nah ini mau kita coba perbaiki. Jangan sampai pensiunan pegawai BUMN justru terjadi masalah ke depan dan jangan sampan aset-aset BUMN yang ada itu akhirnya hilang dan tidak dimaksimalkan," ujarnya.

Meskipun dana pensiun pegawai dikelola oleh tiap-tiap BUMN, Erick berharap, para pensiunan BUMN akan mendapatkan kepastian berdasarkan pengelolaan dana yang profesional.

"Karena kembali lagi pada kasusnya Jiwasraya-Asabri adalah penempatan investasi yang tentu ini tidak punya standar sehingga bisa terjadi tentu penyelewengan," kata Erick.

Dalam menghadapi kondisi ini, Erick telah melakukan konsolidasi dengan seluruh pihak direksi BUMN. Dia juga memberi peringatan, jangan sampai ditemukan hal-hal yang mengkhawatirkan seperti pada kasus Jiwasraya.

"Karena ini total potensi yang luar biasa dan mumpung kita punya waktu untuk penyelesaian benchmarking dengan yang ada di Jiwasraya Asabri ataupun yang sudah dilakukan dengan Singapura-Kanada. Itu semua yang kita lakukan," jelasnya.

Benchmarking pun sudah sempat dilakukan Erick bersama dengan Singapura dan Kanada mengenai bagaimana menyelesaikan perbaikan dari dana pensiun BUMN.

(das/das)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT