Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap rusaknya laporan keuangan dari PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life/PT WAL). Saat ini izin usaha perusahaan asuransi tersebut telah dicabut OJK.
Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Ogi Prastomiyono mengungkap sejak 2019 laporan keuangan Wanaartha Life tercatat seolah-olah normal. Saat itu kewajiban perusahaan tercatat sebanyak Rp 3,7 triliun sedangkan asetnya Rp 4,712 triliun, dan ekuitas tercatat positif Rp 977 miliar.
"Namun dilakukan audited tahun 2020 adanya polis tidak tercatat pada pembukuan perusahaan. Ketika dimasukkan ke dalam laporan keuangan perusahaan maka kewajiban PT WAL tahun 2020 meningkat kewajibannya menjadi Rp 15,84 triliun, naik Rp 12,1 triliun kenaikan kewajibannya. Kemudian asetnya naik sedikit Rp 5,68 triliun sehingga ekuitas Rp 10,8 triliun ini audited terakhir dilakukan 2020," jelasnya, dalam konferensi pers, Senin (5/12) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ogi, laporan keuangan hasil audit menunjukkan kewajiban jauh dari aset dan tidak bisa disanggupi oleh pemegang saham untuk melakukan penambahan modal atau investasi baru. Lantas siapa sih sosok di balik Wanaartha Life yang berani gelapkan dana Rp 12 T hingga izin usahanya dicabut?
Dalam laporan keuangan terbaru untuk tahun 2019 yang terbit di laman resmi perusahaan, diketahui bahwa asuransi ini dimiliki oleh PT Fadent Consolidated Company sebesar 97,54% dan sisanya digenggam oleh Yayasan Sarana Wana Jaya. Akan tetapi tidak diketahui pemilik manfaat langsung terakhir dari perusahaan tersebut.
Berikut adalah sejumlah profil manajemen kunci Wanaartha Life dalam catatan detikcom:
1. Evelina F. Pietruschka
Evelina F. Pietruschka merupakan tokoh kunci perusahaan dan pernah menjabat sebagai Presiden Direktur WanaArtha Life sejak tahun 1999, sebelum akhirnya sejak Maret 2011 ditunjuk sebagai Presiden Komisaris WanaArtha Life.
Evelina memiliki kiprah panjang di industri perasuransian, terbukti dari fakta bahwa dirinya telah berkali-kali ditunjuk untuk menduduki posisi penting dalam beberapa asosiasi industri asuransi.
Mengutip informasi pada laman resmi perusahaan, pada tahun 2001 hingga 2002, Evelina ditunjuk sebagai Vice Chairman Dewan Asuransi Indonesia (DAI) dimana pada tahun 2002 hingga 2005 posisinya naik menjadi Chairman.
Pada tahun 2005, Evelina ditunjuk sebagai Ketua Umum dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sampai dengan tahun 2011. Merangkap sebagai Ketua Umum AAJI, Evelina juga menjabat sebagai Chairman dari Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia (FAPI) yang merupakan induk organisasi asosiasi perasuransian nasional untuk periode 2007-2008.
Bahkan kariernya membentang hingga tingkat regional, dan sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN Insurance Council. Evelina memperoleh gelar Master dari Pepperdine University California, Amerika Serikat.
Selain karier panjang, Evelina juga memiliki sejumlah prestasi termasuk pada tahun 2009 lalu terpilih sebagai salah seorang Finalis Entrepreneur of the Year (EoY) yang diselenggarakan oleh Ernst & Young. Selain itu dia juga memperoleh penghargaan "Personality of The Year Award 2013" dari Asia Insurance Review Magazine.
2. Yanes Yaneman Matulatuwa
Yanes Yaneman Matulatuwa pertama kali bergabung dengan WanaArtha Life sebagai Director of Risk Management & Corporate Actuary sejak November 2011, lalu sejak Juli 2014 lalu resmi diangkat sebagai Presiden Direktur.
Sama dengan Evelina, Yanes juga memiliki pengalaman panjang luar dalam di industri perasuransian Indonesia, khususnya di bidang Aktuarial. Yanes diketahui mulai berkarir tahun 1993 dan merupakan lulusan sarjana matematika Universitas Indonesia.
Sebelum di Wanaartha, Yanes sempat meniti karir di PT Asuransi Jiwa BDNI Life, AIG Lippo, Sun Life Financial dan Panin Life untuk menduduki posisi-posisi penting di bidang Aktuarial.
Sejak tahun 2006 sampai dengan 2009 lalu, Yanes menjabat sebagai Country Chief Actuary AXA Services Indonesia & Appointed Actuary untuk AXA Financial Services Indonesia dan Associate Director, Chief Actuary and Product Development di PT Asuransi CIGNA.
3. Daniel Halim
Daniel Halim mulai bergabung dengan WanaArtha Life sebagai Direktur Keuangan dan Investasi pada bulan Juli 2014 dan sebelum itu telah memiliki pengalaman selama lebih dari 17 tahun di pasar modal.
Sebelum bergabung dengan WanaArtha Life Daniel sempat menjabat sebagai Direktur Henan Putihrai Asset Management dari tahun 2012 hingga 2014. Daniel juga pernah menduduki posisi sebagai Direktur di beberapa Perusahaan Pengelolaan Aset, termasuk menjadi Presiden Direktur Kim Eng Asset Management dan Direktur Utama PT Mega Nusantara Capital dari tahun 2009 hingga 2012.
Lihat juga Video: Rina Wahyuni, Saksi Derita Pasien Paliatif Jalani Sisa Hidup