Suku bunga kredit diramal terus naik. Ini artinya cicilan akan semakin mahal, termasuk bunga kredit pemilikan rumah (KPR) sejalan dengan naiknya bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan, dengan tingginya bunga ini akan berdampak pada keputusan konsumen dalam berbelanja tahun depan. Menurut dia, untuk kendaraan bermotor hingga properti sangat bergantung pada variabel pinjaman lembaga keuangan, terutama soal suku bunga.
"Makin naik bunga kredit, yang mau beli rumah perlu menyiapkan pendapatan yang lebih besar untuk membayar cicilan," kata Bhima kepada detikcom, Rabu (21/12/2022).
Dia menjelaskan kenaikan upah atau gaji di berbagai daerah 2023 masih belum mampu menandingi tingginya inflasi dan suku bunga. Kondisi ini menyebabkan melambatnya konsumsi rumah tangga sejak kuartal I-2023.
Selanjutnya untuk menghadapi era suku bunga tinggi ini, calon konsumen KPR sebaiknya memilih rumah dengan harga yang lebih rendah meski lokasi jauh dari tempat kerja.
"Bagi yang sudah terlanjur KPR dengan bunga floating bisa take over ke bank lain yang menawarkan bunga lebih rendah," kata dia.
Bhima menyebut, bisa juga melakukan negosiasi untuk memperpanjang tenor cicilan. Selain itu bisa juga dengan mengakali pindah KPR ke bank yang memberikan skema cicilan fix atau skema syariah. "Ini bisa memberikan rasa aman, karena cicilan tetap dalam jangka panjang," ujarnya.
Perencana keuangan, Aidil Akbar mengungkapkan, jika cicilan KPR saat ini dirasa terlalu berat bisa mengajukan take over ke bank lain yang memberikan bunga dan cicilan yang lebih rendah.
"Strateginya bisa take over ke bank lain. Cari yang bunga fix dan yang memangkas waktu cicilan," kata dia. Untuk syarat dan ketentuan memang akan berbeda tergantung dari bank yang bersangkutan.
Selain itu, bisa juga minta keringanan ke bank dengan perpanjangan tenor atau jika memang memiliki uang lebih bisa membayar dalam jumlah besar. Hal ini agar pelunasan bisa dilakukan dalam waktu cepat.
Lihat juga video 'Segera Ajukan KPR, Sebelum..':