Jumlah Uang Beredar Makin Banyak, Kini Tembus Rp 8.296 T

Jumlah Uang Beredar Makin Banyak, Kini Tembus Rp 8.296 T

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 23 Des 2022 13:08 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat per November 2022 uang beredar dalam arti luas sebesar Rp 8.296,1 triliun. Angka ini tumbuh 9,5% dibandingkan Oktober 2022.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan pertumbuhan ini disebabkan oleh komponen uang beredar sempit atau (M1) yang tumbuh 11,7% pada November 2022.

Untuk komponen giro rupiah tercatat tumbuh 21,5% yoy setelah bulan sebelumnya tumbuh 32,6%. "Dana float uang elektronik pada November 2022 tercatat sebesar Rp 9,9 triliun dengan pangsa sebesar 0,2% terhadap M1 atau tumbuh 17,6%," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (23/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,7% terhadap M1, tercatat Rp 2.163,9 triliun atau tumbuh 6,5%.

Dari sisi peredaran uang kartal pada November 2022 sebesar Rp 840,5 triliun atau tumbuh 8,4% setelah tumbuh sebesar 5,5% pada Oktober 2022. Lalu dari sisi M2 untuk uang kuasi pangsanya mencapai 43,9% atau sebesar Rp 3.639,8 triliun atau tumbuh 6,8%.

ADVERTISEMENT

"Pertumbuhan uang kuasi terutama disebabkan oleh pertumbuhan giro valas sebesar 27,9% yoy pada November 2022, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 14,3%," kata Erwin.

Untuk simpanan berjangka tumbuh 2,1% yoy dan komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3% terhadap M2 tumbuh 21,3%.

Erwin menjelaskan pertumbuhan M2 pada November 2022 ini dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Pada November 2022, penyaluran kredit tumbuh 10,8% setelah bulan sebelumnya tumbuh 11,7%.

Operasi keuangan pemerintah pusat mengalami kontraksi. Hal ini tercermin pada tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat yang terkontraksi sebesar 17,2% setelah terkontraksi sebesar 16,8% yoy pada Oktober 2022.




(kil/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads