Raksasa perbankan Amerika Serikat (AS) diperkirakan melaporkan laba 2022 minggu ini dengan perolehan yang lebih rendah. Pasalnya mereka mulai menyimpan dana untuk mempersiapkan kemungkinan adanya resesi.
Raksasa perbankan AS yang dimaksud di antaranya JPMorgan Chase & Co, Bank of America Corp, Citigroup Inc dan Wells Fargo & Co. Mereka dikabarkan akan mengumumkan laporan keuangan pada Jumat (13/1).
Bersama dengan Morgan Stanley dan Goldman Sachs, mereka adalah enam pemberi pinjaman terbesar yang diperkirakan mengumpulkan cadangan gabungan US$ 5,7 miliar untuk mempersiapkan perlambatan ekonomi yang bisa menghantam sektor perbankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan sebagian besar ekonom AS memperkirakan resesi atau perlambatan signifikan tahun ini, bank kemungkinan akan memasukkan prospek ekonomi yang lebih parah," kata analis Morgan Stanley, Betsy Graseck dikutip dari Reuters, Selasa (10/1/2023).
Bank sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga secara agresif dalam upaya menjinakkan inflasi yang mendekati level tertinggi dalam beberapa dekade. Kenaikan harga dan biaya pinjaman yang lebih tinggi itu mendorong konsumen dan bisnis untuk menahan pengeluaran mereka.
Dikarenakan bank berfungsi sebagai perantara ekonomi, keuntungan mereka menurun ketika aktivitas ekonomi melambat. Keenam bank tersebut diproyeksikan mengalami penurunan laba bersih rata-rata 17% dibanding tahun sebelumnya.
Goldman Sachs akan mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada ribuan karyawan. Morgan Stanley dan Citigroup, juga telah memangkas pekerjanya setelah anjloknya aktivitas perbankan investasi.
Pendapatan perbankan investasi secara global menjadi US$ 15,3 miliar pada kuartal IV-2022, turun lebih dari 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Kami sedang keluar dari periode kualitas kredit yang luar biasa kuat," kata David Fanger, Wakil Presiden Senior di Moody's Investors Service.
(aid/ara)