Bank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) bulanan. Salah satunya adalah suku bunga acuan atau BI 7days reverse repo rate.
Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengungkapkan, BI diperkirakan akan menahan suku bunga acuan pada level 5,5%. Ini karena bank sentral mempertimbangkan perkembangan inflasi pada akhir tahun 2022 yang tercatat lebih rendah dari perkiraan dan tingkat inflasi inti yang masih terkendali di kisaran 3,4%.
"Selain terkendalinya inflasi, dolar indeks, kinerja dolar AS terhadap mata uang utama, cenderung terkoreksi sehingga mendorong penguatan Rupiah," kata dia, Kamis (19/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Josua mengungkapkan rencana revisi kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) dan operasi moneter valas BI diperkirakan akan mendorong keseimbangan supply-demand valas di pasar domestik.
Lebih lanjut, ekspektasi neraca transaksi berjalan yang diperkirakan akan mengalami surplus secara tahunan sepanjang 2023 juga diperkirakan akan menjaga fundamental nilai tukar rupiah.
"Meskipun demikian, BI masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga sekitar 50-75 bps hingga akhir tahun ini sekiranya risk-off sentiment di pasar keuangan global cenderung meningkat ke depannya," ujar dia.
Dalam laporan Macroeconomic Analysis Series BI Board of Governor Meeting LPEM FEB UI mengungkapkan BI masih perlu menaikkan suku bunga sebesar 25 bps bulan ini menjadi 5,75%.
Hal ini karena The Fed diperkirakan akan melanjutkan sikap hawkish di awal tahun 2023. Lalu harga energi dan pangan global serta pola musiman Natal dan perayaan akhir tahun Indonesia mencatat inflasi umum 5,51% year on year (yoy) di mana angka ini berada jauh di atas koridor target BI.
Sementara itu, Rupiah mengalami sedikit apresiasi pada pertengahan Januari menjadi sekitar Rp 15.100 per dolar AS, didukung oleh sedikit bertambahnya arus masuk modal karena meredanya inflasi di sebagian besar perekonomian dan sebagian besar bank sentral mulai menurunkan tingkat agresivitasnya.
Lihat juga video 'Poundsterling Terjun Bebas ke Level Terlemah Dalam 37 Tahun Terakhir':