Federal Reserve atau The Fed akhirnya melihat cara untuk melemahkan inflasi yang tinggi. Hal ini memperkuat rencana mereka untuk menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin minggu depan.
Acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk inflasi, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), naik 5,0% pada Desember dari tahun sebelumnya. Namun, angka tersebut merupakan level terendah sejak September 2021.
Core PCE, acuan yang digunakan The Fed untuk mengukur inflasi, naik 4,4% dari tahun sebelumnya. Hal ini merupakan laju paling lambat sejak Oktober 2021. Meski demikian, rata-rata dalam tiga bulan terakhir naik sekitar 3,2% pada dasar tahunan.
Perlambatan tersebut membuat para pedagang bertaruh bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga kembali ke level 2%. "The Fed dapat secara sah menurunkan laju kenaikan suku bunga minggu depan karena inflasi mereda," kata Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial, dikutip Reuters, Minggu (29/1/2023).
Kebijakan suku bunga The Fed memberi harga yang hampir pasti bagi bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuannya menjadi 4,5-4,75% pada akhir pertemuan Januari (31/1)-Februari (1/2). Naik dari suku bunga saat ini di level 4,25%-4,5%, dengan kenaikan seperempat poin lainnya di bulan Maret.
Data penetapan harga lainnya juga sejalan. Sebuah survei yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan prospek inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) yang turun. University of Michigan mengatakan, ekspektasi inflasi satu tahun pada pembacaan akhir Januari turun menjadi 3,9%, dari pembacaan awal 4,0%. Selain itu, prospek inflasi lima tahun juga turun menjadi 2,9% dari 3,0%.
Meski demikian, The Fed telah mengisyaratkan bahwa mereka mengharapkan suku bunga sedikit lebih tinggi, menjadi lebih dari 5%. Mereka juga telah memperingatkan untuk tidak berharap menurunkan suku bunga tahun ini. Hal ini guna memastikan The Fed menang melawan inflasi.
Akan tetapi, para pedagang hanya melihat satu dari tiga peluang kenaikan suku bunga pada bulan Maret. Setelah adanya laporan dari pemerintah, yang juga menunjukkan konsumen mulai menahan pengeluarannya, mereka yakin akan ada penurunan suku bunga pada September mendatang.
Sebagai informasi, pengeluaran konsumen menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi. Sehingga tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan risiko resesi pada paruh kedua tahun ini.
Bank sentral dapat terus tertekan apabila inflasi terus mereda sementara ekonomi merosot di bawah pengetatan moneternya.
"Dengan suku bunga yang lebih tinggi jelas sangat membebani permintaan sekarang, kami memperkirakan inflasi inti akan terus moderat tahun ini, yang pada akhirnya akan membujuk Fed untuk mulai memangkas suku bunga akhir tahun ini," kata Paul Ashworth, kepala ekonom Amerika Utara di Capital Economics.
(dna/dna)