Bank Mau Tekan Kredit Bermasalah, Begini Jurusnya

Bank Mau Tekan Kredit Bermasalah, Begini Jurusnya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 16 Feb 2023 21:46 WIB
Bank Indonesia mencatat hingga akhir April 2013 jumlah uang kartal (uang tunai) yang beredar mencapai Rp 392,2 triliun. Menurut pejabat BI, kebutuhan uang tunai itu akan terus meningkat memasuki bulan Ramadan dan Lebaran mendatang. File/detikFoto.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN membidik rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bisa turun ke level 2,9%. Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan untuk mengurangi rasio kredit bermasalah ini ada perbaikan dalam proses bisnis dari tahun lalu.

Sementara saat ini NPL masih berada pada level di atas 3%. "Diupayakan 2,9%. Pokoknya 3% lah maksimum di 2023," kata Haru dalam konferensi pers, Kamis (16/2/2023).

Periode 2022, NPL gross Bank BTN mencapai 3,38 persen. Sementara rasio pencadangan (coverage ratio) Bank BTN pun tetap naik sebesar 1.383 bps yoy menjadi 155,65% per 31 Desember 2022. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank BTN mencapai sebesar 16,13% atau naik 233 bps per 31 Desember 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Haru berbagai upaya yang dilakukan BTN mampu membuat sebagian kredit bermasalah tersebut kembali normal. Sementara untuk kredit yang tak juga membaik, BTN melakukan penyelesaian, salah satunya dengan penjualan aset.

"Terhadap kredit yang sudah ada direstrukturisasi dengan adanya upaya tersebut maka NPL sebagian sudah bisa kembali menjadi normal dan performing dan tidak membaik dan kita lakukan penyelesaian penjualan aset dan komersial aset sales untuk aset bermasalah ke pihak ketiga," jelas dia.

ADVERTISEMENT

Periode 2022 BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan tumbuh sebesar 8,53% yoy dari Rp 274,83 triliun menjadi Rp 298,28 triliun per 31 Desember 2022. Kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi motor terbesar pergerakan bisnis Bank BTN.

Secara total, KPR di Bank BTN tumbuh 9,23% yoy menjadi Rp 233,68 triliun per 31 Desember 2022. Di segmen ini, KPR Subsidi tumbuh 11,61% yoy menjadi Rp 145,86 triliun pada akhir 2022. Dengan kinerja tersebut, Bank BTN tercatat masih memimpin pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 83%.

Unit usaha syariah di halaman berikutnya. Langsung klik

Haru menjelaskan perseroan akan menjalankan amanah Undang-undang P2SK dengan memisahkan unit usaha syariah (UUS) menjadi entitas yang berdiri sendiri.

"Kami akan menunggu POJK baru tentang spin off UUS ini. Jadi kami kaji membentik bank bari atau membeli bank yang sudah ada, itu belum kami putuskan. Tapi ke depan jelas akan ada bank syariah yang sebenarnya adalah spin off BTN ini tak lagi dibatasi selambatnya Juli 2023, kesiapan dilihat dari masing-masing bank," kata dia.

Laba bersih BTN Syariah tersebut tercatat naik 80,12% yoy menjadi Rp 333,58 miliar per 31 Desember 2022 dari Rp 185,20 miliar.

Kenaikan laba bersih UUS Bank BTN tersebut ditopang oleh peningkatan pembiayaan syariah dan perbaikan kualitas pembiayaan. Pembiayaan syariah tercatat tumbuh sebesar 14,79% yoy menjadi Rp 33,62 triliun dan non-performing financing (NPF) gross turun 101 bps yoy menjadi 3,31% per 31 Desember 2022.

DPK BTN Syariah juga ikut menanjak di level 18,38% yoy menjadi Rp 34,64 triliun pada akhir 2022. Dengan kenaikan tersebut, aset BTN Syariah naik 18,18% yoy menjadi Rp45,33 triliun per 31 Desember 2022.


Hide Ads