Silicon Valley Bank (SVB) Financial Group menyebut jika Goldman Sach Group mengakuisisi portofolio obligasi yang membukukan kerugian US$ 1,8 miliar atau Rp 27,54 triliun (kurs Rp 15.300) bagi SVB. Transaksi ini dilakukan sebelum SVB dinyatakan bangkrut.
Dikutip dari Reuters, Rabu (15/3/2023), kerugian tersebut membuat SVB mencoba menjual saham senilai US$ 2,25 miliar minggu lalu. Meskipun hal tersebut gagal mendongkrak jumlah modal mereka.
Deposan melarikan diri, sementara investor mulai khawatir SVB butuh modal lebih banyak. Portofolio SVB yang dijual ke Goldman Sachs pada 8 Maret mayoritas adalah surat utang Departemen Keuangan AS dengan nilai buku US$ 23,97 miliar.
Namun transaksi itu dilakukan dengan harga 'nego' yang menghasilkan pendapatan bagi SVB sebesar US$ 21,45 miliar, atau di bawah nilai bukunya.
SVB menjadi bank terbesar yang bangkrut sejak krisis keuangan 2008. Bank yang fokus pada pendanaan startup ini kini diambil alih regulator AS pada hari Jumat.
Pembelian portofolio obligasi Goldman Sachs ditangani oleh divisi terpisah dari unit yang menangani penjualan saham SVB.
Jacob Frenkel, ketua investigasi pemerintah dan praktik penegakan sekuritas di firma hukum Dickinson Wright mengatakan pengaturan seperti itu bertujuan menangani konflik kepentingan yang lumrah di bank-bank besar.
Tonton juga Video: Yacko, 'Ngegas' Patriarki dengan Rap