Pakaian impor bekas dan sepatu bekas impor marak di Indonesia, termasuk di e-commerce hingga media sosial. Terkait ini Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) berdiskusi dengan pelaku e-commerce.
Diskusi dihadiri Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Hanung Harimba Rachman, dan Asisten Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi UKM KemenKop UKM Temmy Satya Permana. Sementara perwakilan dari e-commerce adalah iDEA, Tokopedia, Lazada, Blibli, Tiktok, Shopee dan Vise Versa
Hanung mengatakan, jual beli pakaian bekas sangat merugikan industri lokal. Apalagi UMKM sektor alas kaki dan tekstil membuka lapangan kerja sejumlah 3 juta.
"Untuk UMKM lapangan kerja sekitar 3 juta, untuk sektor tekstil dan alas kaki," katanya di Kementerian Koperasi dan UMKM, Kamis (16/3/2023).
Hanung menambahkan, ekonomi saat ini menghadapi pelemahan sehingga memberikan dampak kepada Industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Belum lagi risiko pengangguran yang masih tinggi.
"Sekarang kita menghadapi ekonomi dunia yang melemah, ini juga memberikan dampak industri TPT kita, itu juga ada potensi pengangguran dan sebagainya,. Kalau ditambah akibat ini (thrifting) lebih serius lagi dampaknya. Ini masalah serius yang harus ditangani bersama dari e-commerce, juga dari yang offline," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Budi Rimawan berkomitmen mendukung upaya pemerintah memberantas impor produk bekas. Ia menyebut pedagang yang berjualan pakaian bekas atau sepatu bekas bisa di-blacklist.
"Platform (e-commerce) punya disiplin yang lain-lain, tapi kita coba fair. Kalau yang memang sudah berat pasti di-blacklist," ujarnya.
Simak Video 'Dari Menteri hingga Jokowi: Setop Impor Baju Bekas!':
