Bank Indonesia buka suara soal dampak krisis perbankan yang terjadi d Amerika Serikat hingga Eropa. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menilai dampak krisis bank bisa saja menjalar ke perekonomian kawasan Asia Tenggara.
Menurutnya negara-negara ASEAN sendiri sedang berdiskusi lebih lanjut soal bagaimana menjaga ketahanan industri sektor keuangan. Salah satunya akan dibahas dalam pertemuan Asean Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM).
"Tentu, kita akan melihat spill over ke kawasan. Bicara itu dampak tidak langsung terhadap kawasan. Nah, kawasan tentunya punya kepentingan bersama, interest yang sama bagaimana kita menjaga ketahanan," jelas Dody saat melakukan media briefing di Hotel Hilton Nusa Dua, Bali, Senin (27/3/2023) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan dampak yang mungkin terjadi secara ekonomi makro adalah melambatnya lalu lintas modal dan nilai tukar lokal yang melemah di negara-negara Asean. Sementara itu, dari sisi industri sektor keuangan ketahanannya yang menjadi masalah.
Di sisi lain, Dody juga mengungkapkan potensi dampak paling besar dari bangkrutnya bank di AS akan sangat terasa pada sektor startup atau e-commerce. Apalagi, bagi perusahaan rintisan yang memiliki afiliasi dengan bank-bank yang bangkrut
"Yang memang menjadi sulit adalah bagaimana second impact kalau itu masuk ke jalur startup atau e-commerce, platform, yang punya leverage secara tidak langsung ke bank-bank tadi atau bank di manapun," papar Dody.
Seperti diketahui Silicon Valley Bank yang merupakan bank yang mengkhususkan diri untuk pembiayaan startup baru saja bangkrut di Amerika Serikat. Bagai efek domino, Signature Bank menyusul kebangkrutan Silicon Valley Bank.
(hal/zlf)