Jadi Market Leader ESG, Kredit Berkelanjutan BRI Tembus Rp 694,9 T

Jadi Market Leader ESG, Kredit Berkelanjutan BRI Tembus Rp 694,9 T

Erika Dyah - detikFinance
Minggu, 02 Apr 2023 12:21 WIB
Jadi Market Leader ESG, Kredit Berkelanjutan BRI Tembus Rp 694,9 T
Foto: Dok. BRI
Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan penyaluran kredit berkelanjutan 13,1% year-on-year (yoy) menjadi Rp 694,9 triliun pada akhir tahun 2022. Hal ini memperkuat posisi BRI sebagai market leader di bidang environmental, social, and governance (ESG).

Kredit berkelanjutan tersebut disalurkan pada sektor UMKM, energi terbarukan, hingga transportasi ramah lingkungan. Adapun kontribusi segmen UMKM dalam hal ini mencapai 88,66% terhadap Kredit Kriteria Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) BRI atau setara Rp 616,1 triliun. Sedangkan sektor Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) memiliki proporsi sebesar 11,34% atau Rp 78,8 triliun terhadap KKUB.

Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto menegaskan kredit berkelanjutan yang disalurkan BRI merupakan bagian dari sustainable finance. Hal ini merupakan upaya menyeluruh untuk mendorong pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan, berdasarkan pada keselarasan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal ini penting bagi BRI untuk senantiasa memberikan economic maupun social value kepada seluruh stakeholders dengan kinerja yang mengacu pada keselarasan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Mengingat posisi BRI yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia melalui pemberdayaan pelaku UMKM," tegas Ahmad dalam keterangan tertulis, Minggu (2/4/2023).

Achmad merinci portofolio kredit berkelanjutan terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Data perseroan menunjukkan pada tahun 2020, persentase kredit berkelanjutan BRI adalah sebesar Rp 550,4 triliun, mencapai 62,5% dari total portofolio kredit.

ADVERTISEMENT

Pada 2021, persentasenya mencapai 65,1% dari total portofolio kredit dengan nominal senilai Rp 614,2 triliun atau tumbuh sebesar 11,6% dibandingkan tahun 2020. Kemudian pada tahun 2022 lalu kontribusinya meningkat menjadi sebesar 67,5% terhadap total portofolio kredit.

Ia menyebut pertumbuhan ini menggambarkan komitmen BRI dalam memperkuat penerapan prinsip ESG.

"Kami telah menyusun ESG Sustainability Strategy dengan aspirasi untuk menjadi World Class Sustainable Banking Group focusing on Environmental, Social, and Governance Dimensions. Hal ini untuk merealisasikan visi BRI pada 2025, yaitu menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion," ungkapnya.

Menilik capaian dan strategi BRI, Direktur Eksekutif National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Ali Darwin mengatakan ESG tak sekadar meliputi keberlanjutan lingkungan. Namun juga termasuk menyejahterakan manusia.

"Jadi dalam hal aspek social itu, kredit UMKM masuk dalam kategori ESG dan BRI adalah bank terbesar yang menyalurkan pembiayaan untuk UMKM dan bahkan untuk masyarakat prasejahtera," kata Ali.

Ia menambahkan BRI juga memiliki rencana penggalangan dana untuk menyokong kredit ESG melalui penerbitan green bond senilai Rp 15 triliun. Tahun lalu, BRI telah menerbitkan green bond atau obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan I senilai Rp 5 triliun.

"Artinya, bank juga akan memiliki tanggung jawab untuk menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit yang berwawasan lingkungan," ucapnya.

Ali melanjutkan ada tiga unsur penting dalam ESG, yakni people, planet, dan profit. Artinya, sebuah perusahaan yang sudah memiliki visi keberlanjutan harus memikirkan cara mendapatkan laba yang sejalan dengan upaya menjaga manusia dan lingkungan sekitarnya.

"Tantangan ke depan adalah bagaimana bank mampu melakukan screening terhadap nasabah yang berperilaku ramah lingkungan dan tidak," lanjut Ali.

Senada, dalam CEO Banking Forum pada Januari 2023 lalu, Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Haryanto T. Budiman mengatakan kredit ESG memiliki potensi besar bagi masa depan perbankan. Hal ini dibuktikan dari investor global yang mulai fokus pada aspek keberlanjutan dalam strategi investasi mereka.

"Penerapan ESG menjadi pertimbangan utama mereka dalam berinvestasi, perbankan nasional pun tak luput dari penerapan prinsip tersebut," kata Haryanto.

(akd/ega)

Hide Ads