PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mempertahankan posisinya pada peringkat ke-5 perbankan nasional yang menghimpun tabungan terbesar. Adapun saat ini, total tabungan yang dihimpun BSI mencapai Rp 115,1 triliun.
Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, total tabungan BSI tumbuh 14,28% secara tahunan atau year-on-year (yoy), di mana pada periode yang sama di tahun sebelumnya total tabungannya mencapai Rp 100,73 triliun.
"Sehingga total tabungan BSI mencapai Rp 115,1 triliun, dan saat ini BSI merupakan bank nomor 5 terbesar dari sisi tabungan di Indonesia," ucapnya dalam Paparan Kinerja Triwulan I-2023 secara virtual, Kamis (27/4/2023).
Ade menambahkan, dari sisi pendanaan, BSI mampu mengoptimalisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dengan pencapaian Rp 269,26 triliun, tumbuh 12,88% secara yoy. Angka ini didominasi oleh tabungan wadiah tumbuh 19,73% mencapai Rp 43,53 triliun dan menjadi mesin utama daripada DPK BSI.
Pencapaian ini juga turut memberikan pengaruh positif terhadap rasio Cost of Fund (CoF) BSI menjadi 1,97%, karena tabungan wadiah yang memberikan dampak efisiensi pengurangan biaya bagi hasil. Adapun per Maret 2023, jumlah customer based BSI mencapai 18,4 juta nasabah.
Lebih lanjut Ade mengatakan, di kalangan pelaku bisnis, giro BSI mulai dipertimbangkan sebagai alternatif untuk membantu operasional dari nasabah. Hal ini terlihat dari pertumbuhan Current Account Saving Account (CASA) sebesar 4%.
Adapun BSi sendiri pada kuartal I-2023 mencatatkan laba bersih Rp 1,46 triliun, tumbuh 47,65% secara yoy. Pertumbuhan laba perseroan diiringi dengan meningkatnya aset BSI yang saat ini mencapai Rp 313,25 triliun, tumbuh 15,47% secara yoy.
Selain itu, juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen ritel dan wholesale serta didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya dan fee based income (FBI).
BSI juga mencatat rasio keuangan yang solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Rasio ROE (Return of Equity) BSI sebesar 18,16%. Sementara itu, rasio ROA (Return of Asset) sebesar 2,48% dan rasio BOPO (Biaya Operasional) menjadi 69,65%.
"Dan juga diiringi cost to income ratio (CIR) yang menurun dari 50,51% di Maret 2022 menjadi 46,91% di Maret 2023. yang menggambarkan pengelolaan biaya overhead di BSI juga semakin baik seiring dengan makin selesainya integrasi merger di BSI," kata Ade.
(ara/ara)