Media sosial dihebohkan oleh potongan video dengan narasi penghuni kolong jembatan yang dievakuasi memiliki banyak aset. Aset penghuni kolong jembatan seperti tampak dari video tersebut itu antara lain uang tunai, tabungan, STNK kendaraan hingga cek Rp 1,35 miliar.
Informasi mengenai penghuni kolongan jembatan yang 'kaya raya' ini dibagikan oleh akun Instagram @dinsoskotabogor.
"(Cek) Kita lihat satu miliar tiga ratus lima puluh juta," kata seorang pria dalam video tersebut sambil memperlihatkan cek, seperti dilihat detikcom, Jumat (28/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara dalam keterangan video tersebut disebutkan, penghuni kolong jembatan telah dievakuasi sebanyak tiga kali.
"Penghuni Kolong jembatan Panaragan Kota Bogor yg sudah 3 kali dievakuasi Dinsos Kota Bogor ternyata punya uang tunai yg cukup banyak, tabungan, motor, dan aset lainnya yg cukup besar," tulis akun tersebut.
Kemudian disebutkan, penghuni kolong jembatan ini menjadikan pengemis dan pemulung sebagai profesi dan pekerjaan rutin. Akun tersebut meminta agar masyarakat tidak memberikan bantuan kepada mereka.
"Mereka menjadi pengemis dan pemulung sebagai profesi dan kerjaan rutin. Tinggal di kolong jembatan menjadi cara untuk dikasihani untuk menambah penghasilan mereka. Agar masyarakat tidak memberikan bantuan kepada warga seperti ini, krn akan semakin membuat mereka betah menjadi GePeng dan semakin sulit diurus dan dibina oleh pemerintah," tulis akun itu leih lanjut.
Dikutip dari detikNews, wanita yang berada dalam video itu diketahui bernama Tini. Tini ternyata sudah tiga kali dijemput Dinas Sosial Kota Bogor.
"Ini sudah ketiga kali kita evakuasi. Sebelumnya ada simpan uang juga. Evakuasi pertama, empat bulan ke belakang, informasinya bawa uang Rp 18 juta. (Evakuasi) kedua, sebelum Lebaran dan bawa uang lagi Rp 8 juta. Terakhir (evakuasi ketiga) hari ini, bawa lagi uang Rp 1,8 juta," kata Kabid Rehabilitasi Dinsos Kota Bogor Dody Wahyudin, Kamis (26/4).
Dody menyebutkan Tini selalu dijemput pihak keluarga setelah dua kali dievakuasi dari kolong jembatan. Pihak keluarga juga sudah dua kali membuat surat pernyataan akan menjaga Tini agar tidak kembali mengemis dan menggelandang di Kota Bogor.
Dody sendiri belum bisa memastikan dari mana uang jutaan rupiah yang selalu dibawa Tini ketika dievakuasi dari kolong jembatan. Informasi sementara, uang itu didapat Tini dari hasil penjualan barang bekas hasil memulung dan mengemis.
"Dari informasi yang kita himpun, termasuk asesmen yang dilakukan psikolog, itu ada sebagian katanya hasil penjualan barang bekas, ada juga pemberian orang, dan titipan dari para pendahulu katanya, yang tidak masuk di akal sehat kita. Makanya kita rujuk lalukan perawatan dan pengobatan ke RSMM," kata Dody.
"Termasuk cek, nggak tahu sudah expired atau punya orang jatuh. Karena kan dia profesinya pemulung. Antara dia nemu di jalan, atau apa," tambahnya.
Lihat juga Video 'Ilmu di Kolong Jembatan':