Rusia membuat dolar Amerika Serikat (AS) makin tersingkir. Kini Rusia lebih banyak menerima mata uang negaranya, Rubel, dan mata uang China, Yuan dalam transaksi dagang.
Negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu memang banyak mengimpor gas dan minyak mentah ke China. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menyebut transaksi tersebut kini menggunakan mata uang Yuan dan Rubel.
"Yuan dan rubel dalam permintaan tinggi, sehingga vektor akan terus berlanjut. China sudah membayar dalam yuan untuk gas dan sebagian untuk minyak, ada penyelesaian dalam rubel juga," kata Novak kepada TV pemerintah Rusia, dikutip dari Reuters, Jumat (28/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Bukti Makin Banyak Negara 'Diet' Dolar AS |
Rusia sendiri telah memutuskan hubungan bisnis dan budaya dengan Barat di tengah berbagai sanksi yang diterima mereka. Sanksi itu diberikan usai Rusia melakukan invasi kepada Ukraina sejak Februari 2022.
Di sisi lain, ada negara-negara yang masih berhubungan baik dengan Rusia, salah satunya China. Negara itu telah membeli banyak gas dan minyak mentah dari Rusia untuk kebutuhan energi. Negara lain yang juga masih bersahabat dengan Rusia adalah India.
Menurut bank sentral Rusia, transaksi menggunakan Yuan di catatan ekspor Rusia tahun 2022 melonjak menjadi 23% dari 4%.
(eds/eds)