OJK Sebut Potensi Resesi Masih Besar Gegara Krisis Perbankan di AS

OJK Sebut Potensi Resesi Masih Besar Gegara Krisis Perbankan di AS

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 05 Mei 2023 19:00 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan paparan pada pertemuan The 4th Indonesia Fintech Summit yang diprakarasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BI, AFTECH, dan AFPI di Bali, Kamis (10/11/2022). OJK bersama pemerintah dan pelaku industri finansial teknologi berkomitmen terus mendukung peran industri fintech dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung stabilitas keuangan nasional serta memberikan perlindungan optimal kepada masyarakat pengguna layanan fintech serta ekosistemnya. ANTARA FOTO/HO/Humas OJK/wpa/tom.
Ketua DK OJK Mahendra Siregar/Foto: ANTARA FOTO/HUMAS OJK
Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyinggung permasalahan krisis perbankan di Amerika Serikat (AS). Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, isu tersebut dikhawatirkan akan berpotensi terjadinya resesi global.

"Berlanjutnya permasalahan perbankan di AS serta tingkat inflasi global meski menurun namun masih bertahan di tingkat tinggi menjadi sumber potensi kerentanan utama bagi stabilitas sektor keuangan global. Beberapa indikator di AS bergerak melemah yang meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya resesi," katanya dalam konferensi pers Hasil RDK, Jumat (5/5/2023).

Ia juga menambahkan, isu utang pemerintah Amerika Serikat telah menambah ketidakpastian ekonomi dan pasar global. Bersamaan dengan itu, pengetatan kebijakan moneter di bank-bank sentral utama global juga terus diperketat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Isu batasan debt selling pembatasan utang AS telah menambah ketidakpastian di pasar. Kekhawatiran tentang pengetatan likuiditas terus meningkat, di tengah pengetatan kebijakan moneter oleh bank bank sentral utama global," jelasnya.

Pihaknya berharap, upaya yang dilakukan oleh otoritas terkait untuk menangani gejolak di perbankan AS dan Eropa tidak menular ke negara lainnya.

ADVERTISEMENT

"Langkah cepat otoritas terkait dalam penanganan gejolak perbankan di AS dan Eropa diharapkan meredam penularan tekanan lebih lanjut secara global," tutupnya.

Sebagai informasi, dua krisis menghantam ekonomi Amerika Serikat (AS) dan mengancam kesejahteraan finansial mereka. Pertama adalah krisis perbankan, menyebabkan sejumlah bank di AS bankrut. Kedua adalah krisis utang hingga AS terancam gagal bayar.

Dilansir dari CNN, Selasa (2/4/2023). Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperkirakan tanggal 1 Juni adalah tanggal tercepat AS dinyatakan gagal bayar utang. Meskipun spekulasi tanggalnya terus bergerak.

Sementara terkait dengan krisis perbankan, beberapa bank telah mengalami kebangkrutan. Seperti First Republic Bank yang baru saja bangkrut dan diambil alih oleh JPMorgan Chase.




(ada/zlf)

Hide Ads