Bos IFG Ungkap Bunga Utang RI Paling Tinggi, Bandingkan dengan Thailand

Bos IFG Ungkap Bunga Utang RI Paling Tinggi, Bandingkan dengan Thailand

Ilyas Fadhillah - detikFinance
Selasa, 16 Mei 2023 13:56 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Head/Senior Executive Vice President at Indonesia Financial Group (IFG) Progress, Reza Yamora Siregar menyebut bunga utang yang harus dibayar Indonesia jadi salah satu yang tertinggi. Bunga utang Indonesia bahkan lebih tinggi dari negara tetangga, Thailand.

"Dibanding negara yang sama ratingnya, kita ini bayar bunganya paling tinggi. Kalau Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) mau pinjam uang, dia itu bunganya paling tinggi," ujarnya dalam Konferensi Pers IFG National Conference 2023 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (16/5/2023).

Padahal, menurut Reza, ekonomi dan politik Indonesia cenderung lebih stabil ketimbang Thailand.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padahal kita ekonominya bagus, politiknya juga stabil. Kita ini lebih tinggi dari Thailand loh yang pertumbuhan ekonominya lebih rendah, politiknya kurang stabil," katanya.

Reza menganggap hal ini tak lepas dari masih lemahnya pengembangan industri asuransi di Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana alam yang tinggi.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan salah satu asuransi yang mahal adalah yang berkaitan dengan bencana alam. Begitu pula dengan pemberi pinjaman, mereka cenderung menawarkan bunga yang tinggi jika risikonya juga tinggi.

"Kalau kita tidak berhasil mitigasi risiko, apa pun itu, kalau kita sebagai bank, sebagai yang menghasilkan pinjaman, dan saya lihat anda risiko tinggi apa yang terjadi terhadap pinjaman? Saya akan minta kamu agar bunganya tinggi," imbuhnya.

"Asuransi kita, salah satu mitigasi kita itu masih lemah," tambahnya.

Ia juga menyinggung sektor asuransi yang dianggap masih timpang. Padahal seluruh perekonomian, termasuk perbankan ditopang oleh asuransi.

"Kita itu timpang. Asuransi mengasuransikan the whole ekonomi, termasuk juga perbankan. Kita berdiri di infrastruktur di mana yang menopang kecil, yang ditopang besar," pungkasnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads