PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) meraih kenaikan laba pada 2022 hingga 48%. Laba PertaLife tercatat Rp 72,49 miliar, naik dari Rp 48,95 miliar pada tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan dan Investasi PertaLife Insurance Yuzran Bustamar menyatakan perolehan laba itu ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dari perusahaan. Misalnya, pertumbuhan pendapatan premi sebesar 40,39% hingga pendapatan underwriting yang tumbuh 40,37%.
Sementara itu, pendapatan investasi juga tumbuh sebesar 60,13% dan imbal jasa dana pensiun lembaga keuangan tumbuh sebesar 11,7%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PertaLife Insurance telah menjalankan beberapa inisiatif untuk merealisasikan program transformasi berkelanjutan. Mulai dari penyesuaian kebijakan produk, penyelesaian portofolio yang bermasalah, dan percepatan likuiditas piutang perusahaan," ungkap Yuzran dalam konferensi pers di Hotel Ashley Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (19/5/2023).
Direktur Pemasaran PertaLife Insurance Haris Anwar menjelaskan pertumbuhan pendapatan premi menjadi pendorong utama laba naik. Sejauh ini, pendapatan premi didapatkan dari produk asuransi captive dan non captive. Kenaikan pendapatan premi meningkat 40,39% menjadi sekitar Rp 686,52 miliar sepanjang tahun 2022.
"Pendapatan premi kita meningkat menjadi Rp 686,15 miliar. Itu didapatkan dari produk pasar captive dan non captive. Kenaikannya signifikan 40,39% dari 2021," ujar Haris.
Sementara itu, untuk pendapatan dari hasil underwriting Rp 73,32 miliar, pendapatan investasi Rp 99,97 miliar, dan imbal jasa dana pensiun lembaga keuangan Rp 20,96 miliar.
PertaLife Insurance sendiri adalah wajah baru dari PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri. Perusahaan ini dimiliki oleh tiga pihak, pertama Dana Pensiun Pertamina sebesar 71,39%, PT Timah sebesar 27,83%, dan Kementerian Keuangan sebesar 0,78%.
(hal/ara)