PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI resmi mengangkat Muliaman D. Hadad untuk menempati posisi sebagai komisaris. Hal ini sejalan dengan perombakan yang dilakukan perusahaan terhadap jajaran komisaris dan direksinya.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, Muliaman D. Hadad menggantikan posisi Adiwarman Azwar Karim, yang dipindah tugaskan sebagai Wakil Komisaris sekaligus komisaris independen BSI.
"RUPS tahunan bsi juga memutuskan Bapak Muliaman D. Hadad sebagai komisaris utama sekaligus komisaris independen," kata Hery dalam Press Conference Pemaparan Hasil RUPST Tahun Buku 2022 PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Senin (22/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RUPST juga menetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management, kemudian mengangkat dan menetapkan Saladin D. Effendi sebagai Direktur Information Technology dan Grandhis Helmi H. sebagai Direktur Risk Management.
Sebelumnya, Saladin D. Effendi menjabat sebagai Chief Information and Security Officer di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sementara itu, Grandhis Helmi H. sebelumnya menjabat sebagai Group Head Commercial Risk 1 di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Melansir laman LinkedIn pribadinya, Senin (22/5/2023), Muliaman Hadad sendiri merupakan mantan Duta Besar Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein. Ia menduduki posisi sebagai Duta Besar sejak 2018 s.d Maret 2023. Sebelum menjabat sebagai Duta Besar, ia pernah menempati jabatan petinggi di sejumlah instansi di sektor keuangan.
Muliaman D. Hadad pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia dari tahun 2006 s.d 2012. Selain itu, ia juga pernah menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK 2012-2017.
Selain itu, ia juga pernah menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pembina di Universitas Diponegoro pada 2016-2021. Kemudian, sejak 2017 silam hingga saat ini dirinya masih menempati posisi sebagai Profesor Ekonomi dan Bisnis di Universitas Diponegoro.
Pria kelahiran 1960 ini juga menempuh pendidikan baik di luar maupun dalam negeri. Ia menempuh pendidikan sarjana ekonomi di Universitas Indonesia pada 1979-1983. Kemudian, Muliaman meneruskan pendidikannya di Harvard University pada 1990-1991 untuk mengambil magister administrasi publik. Terakhir, ia mengambil program doktor di bidang perbankan dan keuangan di Monash University.
Bersambung ke halaman selanjutnya.