The Fed Bakal Naikkan Bunga, Dolar AS Makin Merajalela

The Fed Bakal Naikkan Bunga, Dolar AS Makin Merajalela

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 20 Jun 2023 15:13 WIB
Ilustrasi Dolar AS
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah terus mengalami penguatan. Bahkan pada pagi tadi akhirnya mata uang Paman Sam itu tembus Rp 15.000.

Mengutip data RTI, Selasa (20/6/2023), dolar AS tercatat menguat 62 poin ke level Rp 15.056. Dolar AS berada di level tertinggi Rp 15.059 dan terendah Rp 14.990.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan penguatan nilai dolar terjadi karena beberapa faktor eksternal. "Salah satu penyebabnya (dolar AS menguat) adalah pernyataan bank sentral Amerika minggu kemarin bahwa pada saat inflasi, sesuai ekspektasi di 4%, ada kemungkinan besar bahwa bank sentral Amerika itu di tahun 2023 itu akan menaikkan (suku bunga) dua kali lagi," kata Ibrahim kepada detikcom, Selasa (20/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau seandainya ada kemungkinan besar bank sentral Amerika menaikkan suku bunga dua kali lagi, yaitu sebesar 25 dan 25 basis poin jadi 50, kemungkinan sampai akhir tahun tuh di 5,75%. Ini level tertinggi," jelasnya lagi.

Selain itu, banyak bank sentral di Eropa juga yang ingin menaikkan suku bunga atau bertahan di suku bunga tinggi menjadi faktor lain.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, dengan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga di berbagai bank sentral di Eropa, hal ini dapat mempengaruhi harga komoditas di benua biru yang secara tidak langsung dapat melemahkan nilai rupiah.

"Di sisi lain pun di Eropa, bank sentral Eropa kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga karena ada Jerman yang merupakan ekonomi terbesar di Eropa mengalami kontraksi," jelasnya lagi.

Tidak berhenti di sana, menurutnya krisis properti di China menjadi faktor lain menguatnya dolar AS. Dengan adanya krisis properti ini, diketahui nilai mata uang Yuan terus mengalami pelemahan.

Padahal Yuan China sendiri merupakan salah satu mata uang yang paling berpengaruh dalam menekan nilai dolar AS. Karenanya bila Yuan melemah, otomatis dolar AS akan semakin perkasa.

Meski begitu, menurutnya penguatan nilai dolar AS ini tidak akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan di RI.

"Saya lihat penguatan ini tidak terlalu signifikan. Tetapi ini bisa membawa mata uang lain yang melawan dolar bisa mengalami satu pelemahan," tutur Ibrahim.

Menurut Ibrahim penguatan dolar AS ini masih dalam tahap wajar dan terkendali.Sebab pemerintah sendiri telah memprediksi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berada di Rp 14.700 hingga Rp 15.200 di sepanjang 2023 ini.

"Kalau seandainya sekarang rupiah memasuki level tertinggi di Rp 15.000 sangat wajar," ungkap Ibrahim.

"Target pemerintah itu adalah Rp 15.200. Kalau di atas Rp 15.200 kemungkinan besar bank indonesia akan lebih kencang lagi dalam melakukan intervensi, sehingga range untuk rupiah di tahun 2023 itu di Rp 14.700 sampai di Rp 15.200," jelasnya.

(kil/kil)

Hide Ads