Pedagang Sate Ayam Terima Pembayaran Via QRIS: Nggak Pusing Cari Kembalian

Pedagang Sate Ayam Terima Pembayaran Via QRIS: Nggak Pusing Cari Kembalian

Femi Diah - detikFinance
Selasa, 20 Jun 2023 23:20 WIB
Penjual sate di Mampang, Jaksel melayani pembayaran QRIS
Foto: Femi Diah/detikcom
Jakarta -

Pedagang sate ayam Madura di kawasan perkantoran Mampang, Jakarta Selatan, Zaki, bisa lebih sat set melayani transaksi. Dia bersyukur langsung mengiyakan tawaran BRI sekitar setahun lalu.

Zaki, 56 tahun, sudah 25 tahun menjadi pedagang sate ayam Madura di ibu kota. Gerobaknya mangkal di area Jl Pierre Tendean, Jakarta Selatan. Dia beroperasi di hari kerja, laris manis kala jam makan siang. Pelanggan bisa memilih sate bersama nasi atau lontong. Siraman sambal kacang atau kecap bisa dipilih sesuai selera.

Setelah 'libur panjang; gegara pandemi, kini gerobak satenya kembali mengepulkan asap. Kipasnya tidak berhenti menari di atas potongan daging ayam yang ditusuk potongan bambu di atas arang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mau bayar tunai atau pakai QRIS. Kalau pakai QRIS tambah Rp 500 tidak apa-apa ya?" sapa Zaki kepada pembeli yang tampaknya asing buat dia.

"QRIS saja, cak. Lebih praktis," si pembeli menimpali.

ADVERTISEMENT

Zaki menunjuk papan merchant dari akrilik dengan QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard. Yakni, standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Si pembeli segera mengeluarkan gawai dan memindai kode di papan merchant itu.

"Sudah ya cak," kata si pembeli sambil memperlihatkan tanda centang hijau dari layar gawainya.

"Sip," kata Zaki.

"Enak pokoknya kalau pembeli membayar lewat QRIS. Saya enggak perlu mencari-cari kembalian. Sat set pokoknya," kata Zaki.

"Saya juga tidak perlu khawatir dengan pembayaran memakai uang palsu, kan... Buat saya enggak masalah, pembeli juga tidak mempermasalahkannya meskipun beda Rp 500 dari harga kalau membayar uang tunai," ujar Zaki.

Zaki menyebut belakangan, pembeli yang membayar sate lewat QRIS lebih banyak ketimbang uang tunai. Persentasenya bisa mencapai 70 persen.

"Bisa jadi orang sudah malas membawa uang tunai sekarang ya. Harus bawa-bawa dompet segala hehehehe," kata Zaki.

Simak juga Video 'Ekonomi Digital Ngebut, Jokowi: Teknologi Muncul Duluan, Regulasi Kebingungan':

[Gambas:Video 20detik]

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Zaki bilang, fasilitas QRIS itu ditawarkan oleh salah satu pegawai BRI Bank . Karena tidak ada syarat khusus, misalnya membayar dengan nominal tertentu, Zaki langsung setuju meskipun saat itu dia belum mengetahui betul apa itu QRIS. Dia hanya perlu memiliki rekening BRI dan menyiapkan data administrasi, di antaranya KTP dan NPWP, juga mengisi formulir tertentu.

Setelah mempraktikannya, ternyata dia dan para pembeli cocok.

Tren serupa muncul di Kafe Kali, Cinere, Depok, Jawa Barat. Salah satu karyawan MIfta menyebut setidaknya 60 persen pengunjung bertransaksi lewat QRIS. Serupa dengan Zaki, QRIS di kedai kopi tepi sungai di area Mega Cinere itu difasilitasi oleh BRI.

"Sekitar 60 persen para pembeli membayar dengan QRIS," ujar Mifta.

Wina, salah satu pelanggan, juga memilih untuk memindai kode QRIS saat membayar. Pengunjung dari Jakarta Selatan itu datang bersama sejumlah rekannya sehingga makan dan minum cukup banyak.

"Kalau harus membayar dengan uang tunai, aduh banyak. Dan, tadi saya buru-buru ke sini jadi tidak sempat ambil uang. Sempat khawatir juga sih bisa enggak ya bayar lewat QRIS, eh ternyata bisa. Jadi, pas makan dan minum lebih rileks, pas bayar tinggal scan," kata perempuan 42 tahun itu yang baru pertama singgah di Kafe Kali Cinere itu.


Hide Ads