Zaki bilang, fasilitas QRIS itu ditawarkan oleh salah satu pegawai BRI Bank . Karena tidak ada syarat khusus, misalnya membayar dengan nominal tertentu, Zaki langsung setuju meskipun saat itu dia belum mengetahui betul apa itu QRIS. Dia hanya perlu memiliki rekening BRI dan menyiapkan data administrasi, di antaranya KTP dan NPWP, juga mengisi formulir tertentu.
Setelah mempraktikannya, ternyata dia dan para pembeli cocok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tren serupa muncul di Kafe Kali, Cinere, Depok, Jawa Barat. Salah satu karyawan MIfta menyebut setidaknya 60 persen pengunjung bertransaksi lewat QRIS. Serupa dengan Zaki, QRIS di kedai kopi tepi sungai di area Mega Cinere itu difasilitasi oleh BRI.
"Sekitar 60 persen para pembeli membayar dengan QRIS," ujar Mifta.
Wina, salah satu pelanggan, juga memilih untuk memindai kode QRIS saat membayar. Pengunjung dari Jakarta Selatan itu datang bersama sejumlah rekannya sehingga makan dan minum cukup banyak.
"Kalau harus membayar dengan uang tunai, aduh banyak. Dan, tadi saya buru-buru ke sini jadi tidak sempat ambil uang. Sempat khawatir juga sih bisa enggak ya bayar lewat QRIS, eh ternyata bisa. Jadi, pas makan dan minum lebih rileks, pas bayar tinggal scan," kata perempuan 42 tahun itu yang baru pertama singgah di Kafe Kali Cinere itu.
(fem/hns)