PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mulai banyak menutup kantor cabang karena pola transaksi sudah mulai berganti ke digital. Sejak 2020 sampai saat ini diperkirakan BTN sudah menutup 175 kantor cabang atau outlet.
Direktur Distribution & Funding Bank BTN Jasmin mengatakan tahun ini pihaknya berencana menutup 7 kantor cabang lagi. Total saat ini BTN memiliki 534 kantor cabang pembantu (KCP) dan 81 cabang utama di 6 wilayah.
"Semenjak COVID sampai sekarang, BTN mungkin sudah menutup 175 kantor mulai 2020 sampai saat ini. Ditutupnya ya memang pola transaksi sudah berubah," kata Jasmin dalam media briefing di Dominica Restaurants, Jumat (23/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menutup, Jasmin juga mendorong untuk merelokasi kantor cabang dari wilayah yang dianggap sudah tidak produktif lagi. Kehadiran kantor cabang diakui tetap perlu untuk beberapa layanan.
"Datang ke cabang itu biasanya cuma buka rekening awal atau tanya KPR, konsultasi sifatnya. Tetap dibutuhkan cabang karena tidak semua nasabah kan bisa online juga," tuturnya.
Saat ini BTN sedang mapping kantor-kantor cabang untuk nantinya dibagi menjadi 3 model. Di antaranya kantor cabang khusus pendanaan (funding) dan general.
"Misalnya daerah A ini khusus untuk funding, kalau khusus untuk funding, tenaga sales untuk funding ini yang kita lengkapi. Kemudian ada KCP general, dia bisa melayani semua," imbuhnya.
Berdasarkan data BTN, sejak Januari-April 2023 akumulasi transaksi BTN Mobile mencapai lebih dari Rp 6,8 triliun. Fitur transaksi yang paling diminati adalah BIFast, QRIS dan top up ewallet.
Kenaikan aktivitas transaksi finansial nasabah mencapai minimal 4 kali per bulan, atau meningkat dari sebelumnya 22% menjadi 25% pada April 2023. Dengan pencapaian tersebut, aplikasi BTN Mobile yang menawarkan layanan cukup lengkap meraih apresiasi sebagai 3 besar aplikasi Mobile Banking dengan performa terbaik di ajang Bank Service Excellence Monitor 2023 versi MRI.
(aid/rrd)