Bank sentral di seluruh dunia banyak menaikkan suku bunga acuan sebagai upaya untuk mengatasi inflasi tinggi. Meskipun kebijakan itu terancam bisa memperlambat ekonomi.
"Jika kita tidak menaikkan suku bunga sekarang, inflasi tinggi dapat bertahan lebih lama," kata Gubernur Bank of England Andrew Bailey dikutip dari CNN, Minggu (25/6/2023).
Meskipun inflasi melambat di banyak negara setelah kenaikan suku bunga lebih dari satu tahun, nyatanya inflasi tetap di atas level 2% yang ditargetkan oleh banyak bank sentral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menaikkan suku bunga adalah alat utama yang dimiliki para bank sentral untuk menurunkan inflasi. Penelitian menunjukkan ada jangka setidaknya 12 bulan dari saat bank sentral bertindak hingga tindakannya dirasakan di seluruh perekonomian.
Itulah mengapa bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) menghentikan kenaikan suku bunga pada Juni 2023 setelah beberapa kali kenaikan sejak Maret 2022. Meskipun, banyak pejabat The Fed mengisyaratkan suku bunga bisa naik 2 kali lagi tahun ini.
Kenaikan suku bunga AS memaksa bank sentral negara lain untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dan lebih tinggi. Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde mengibaratkan kenaikan suku bunga seperti pesawat yang terbang ke suatu tujuan.
"Pesawat masih menanjak dan akan terus melaju sampai kita memiliki kecepatan yang cukup untuk meluncur secara berkelanjutan dan mendarat di tujuan kita," kata Lagarde, dua minggu sebelum Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase.
(aid/rrd)