PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menetapkan tiga fokus utama dalam langkah transformasi digital yang tertuang dalam BRIVolution 2.0. Transformasi ini dilakukan untuk menghadapi tantangan disrupsi digital di dunia perbankan.
"BRIVolution kami gunakan sebagai guideline menjawab tantangan digital dan IT. Karena kami sebagai unit punya strategi yang sama dan mendukung business goals yang sama pula. Sehingga bicara ke depan, kami coba formulasikan ada 3 hal yang menjadi fokus dalam jangka menengah," jelas Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (30/6/2023).
Fokus pertama, papar Arga, BRI terus berupaya meningkatkan resiliensi. Arga menuturkan saat dunia diterpa pandemi COVID-19 mengakibatkan disrupsi yang sangat luas secara tiba-tiba. Alhasil, digitalisasi dipacu sedemikian cepat di berbagai bidang tak terkecuali perbankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, kata Arga, BRI ingin fokus kepada open banking. Konsep ini adalah salah satu terobosan baru di bidang perbankan agar mampu mendorong transaksi dan layanan keuangan menjadi lebih mudah, cepat, terintegrasi, dan praktis. Pihak bank membuka jalan untuk membangun kerja sama dengan pihak ketiga, khususnya untuk berbagai jenis aplikasi digital.
Arga menerangkan dalam konsep open banking pihak pengembang aplikasi dapat terhubung dengan nasabah bank secara aman. Arga mencontohkan di BRI telah tersedia layanan BRIAPI, yakni pihak ketiga dengan nasabah BRI bisa terhubung menggunakan teknologi Application Programming Interface (API) yang mengintegrasikan data perbankan dengan data yang ada di aplikasi.
"Kenapa open banking? Jadi combine services, partner-partner kami akan bisa lebih luar biasa lagi manfaatkan itu. Sehingga bisa menjawab tantangan-tantangan yang sangat-sangat unik, yang niche market-nya akan dapat. Karena kami yakin kekuatan kami hanya sampai titik tertentu dan beyond harus ada partnership," ungkap Arga.
BRIAPI saat ini sudah memiliki 766 partner per kuartal I/2023. Pada periode tersebut, kerja sama di BRIAPI menghasilkan fee-based income (FBI) hingga Rp 26 miliar atau naik 73,2% secara tahunan. Sementara itu, jumlah transaksinya mencapai 117,5 juta, naik sekitar 22,4% secara tahunan. Adapun sales volume mencapai Rp 111,4 triliun atau naik 18,2% secara tahunan.
Ketiga adalah penguatan artificial intelligence dan juga machine learning. Dengan demikian BRI mampu mengelola data nasabah yang begitu besar untuk memberikan manfaat dan value.
"Tidak untuk dijual, tapi kami coba value-nya kami extract dan infuse kembali hasilnya kepada produk-produk kami," tegas Arga.
(fhs/ega)