Green Bond BNI Tekan Dampak Emisi Gas Rumah Kaca

Green Bond BNI Tekan Dampak Emisi Gas Rumah Kaca

Inkana Izatifiqa R Putri - detikFinance
Selasa, 01 Agu 2023 09:46 WIB
Gedung BNI
Foto: dok BNI
Jakarta -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mendukung penerapan keuangan berkelanjutan melalui penerbitan Green Bond berdenominasi rupiah sebesar Rp 5 triliun pada Juni 2022. Upaya ini dilakukan untuk mendukung pembiayaan proyek-proyek ekonomi berkelanjutan.

Melalui Green Bond, BNI telah memberikan dampak positif pada penurunan gas rumah kaca (GRK). Adapun alokasi yang diselaraskan dengan Green Bond Framework BNI terdiri dari 77,06%. Secara rinci, 11,24% dialokasikan untuk kategori energi terbarukan, 61,77% untuk kategori transportasi berkelanjutan, dan 10,33% untuk kategori bangunan hijau.

BNI juga mengalokasikan 15,26% untuk sampah menjadi energi dan pengelolaan sampah, serta 1,40% untuk sumber daya alam dan penggunaan lahan berkelanjutan, dari 10 kategori yang tersedia di bawah Kerangka Obligasi Hijau, dan sisanya dialokasikan untuk kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait transportasi berkelanjutan, melalui Light Rail Transit (LRT), BNI berkontribusi pada penurunan 109.823 ton CO2 per tahun. Sementara energi terbarukan yang dialokasikan oleh BNI melalui Solar Power Plants berkontribusi pada penurunan 3.037 ton CO2 per tahun.

Selanjutnya, proyek Mini-Hydro Power Plants menurunkan 26.686 ton CO2 per tahun, dan Biogas Power Plants menurunkan 24.863 ton CO2 per tahun. BNI juga mengalokasikan Green Bond untuk bangunan hijau yang telah berkontribusi menurunkan 69.339 ton CO2 per tahun.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, alokasi juga digunakan untuk mengubah sampah menjadi energi dan pengelolaan sampah, di mana 150.410 ton sampah per tahun telah didaur ulang. BNI juga mengalokasikan pembiayaan dari green bond untuk sumber daya alam dan penggunaan lahan berkelanjutan, bagi pengelolaan lahan seluas 314.387 hektar,e yang telah memiliki sertifikat FSC dan penanaman 31.269 pohon di Papua.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menjelaskan selain menyalurkan pembiayaan, BNI juga proaktif melakukan pemantauan hasil penurunan GRK dari pembiayaan yang bersumber dari green bond.

"Tentunya ini merupakan pencapaian yang cukup baik. Kami bertujuan mendorong lebih banyak proaktif dalam membantu pemerintah untuk mencapai net zero emission," ujar Okki dalam keterangan tertulis, Selasa (1/8/2023).

Okki menambahkan, BNI telah menyesuaikan metodologi perhitungan dalam klasifikasi sumber emisi untuk menghitung emisi, khususnya scope 3 yang meliputi, perjalanan dinas darat, perjalanan dinas udara, dan emisi pembiayaan dengan mengadopsi metodologi dari PCAF.

BNI juga mulai menghitung emisi pembiayaan untuk debitur segmen menengah dan korporasi. Beberapa di antaranya, yaitu sektor perkebunan, industri turunan produk perkebunan, pertambangan dan perdagangan komoditas, industri pengolahan, industri perdagangan, pulp and paper, konstruksi, hingga PLTU.

dalam peta jalan ESG, BNI akan menghitung emisi GRK Scope 1 dan 2 untuk seluruh kantor BNI hingga kantor cabang pembantu (KCP) di seluruh Indonesia. Saat ini, BNI juga sedang menyusun pedoman dan format pengumpulan data sumber emisi agar perhitungan emisi dapat dilakukan lebih detail dan presisi.

"Semoga perekonomian akan tumbuh melalui masa transisi dan akan mengarah pada penggunaan energi baru terbarukan (EBT)," tutupnya.




(ncm/ega)

Hide Ads