Utang Tembus Rp 2.945 T, Kenapa Pemerintah Tak Cetak Uang Banyak buat Lunasi?

Utang Tembus Rp 2.945 T, Kenapa Pemerintah Tak Cetak Uang Banyak buat Lunasi?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 06 Sep 2023 13:56 WIB
BUMN percetakan uang, Perum Peruri dibanjiri pesanan cetak uang dari Bank Indonesia (BI). Pihak Peruri mengaku sangat kewalahan untuk memenuhi pesanan uang dari BI yang mencapai miliaran lembar. Seorang petugas tampak merapihkan tumpukan uang di cash center Bank Negara Indonesia Pusat, kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (21/10/2013). (FOTO: Rachman Haryanto/detikFoto)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Posisi ULN pemerintah pada kuartal II 2023 tercatat sebesar US$ 192,5 miliar atau Rp 2.945,25 triliun (kurs Rp 15.300/dolar AS). Jumlah ini terhitung mengalami penurunan dibandingkan posisi kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 194,0 miliar dan secara tahunan masih tumbuh 2,8% (yoy).

Melihat jumlah utang yang besar ini, mengapa pemerintah tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk melakukan pelunasan?Jawabanya karena negara tidak bisa sembarangan mencetak uang sebanyak-banyaknya.

Berdasarkan catatan detikcom yang dikutip dari buku 'Pengantar Ekonomi' oleh Roeskani Sinaga, dkk dijelaskan pencetakan uang yang berlebihan dapat memberikan sejumlah dampak buruk perekonomian negara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nilai Uang Akan Turun

Ketika pemerintah mencetak yang dalam jumlah besar, nilai uang itu sendiri akan turun. Sebab banyaknya uang yang beredar belum tentu diikuti dengan semakin banyaknya barang di pasar.

Bila hal ini terjadi, maka akan membuat harga barang tersebut akan menjadi mahal. Hal ini membuat barang tersebut akan langka dicari dan membuat nilai uang yang sudah dicetak banyak, justru malah turun bahkan jadi tidak bernilai lagi (tidak berarti).

ADVERTISEMENT

Menyebabkan Inflasi

Banyaknya uang yang beredar di suatu negara akan memunculkan inflasi. Pengertian inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa, yang menyebabkan daya beli uang menurun.

Jika pemerintah terlalu banyak mencetak uang maka harga produk akan semakin cepat naik. Kenaikan harga ini terjadi pada sebagian besar barang dan jasa, secara terus menerus atau dalam kurun waktu tertentu. Sama halnya dengan uang, peredaran jumlah uang dan barang yang beredar haruslah seimbang.

Muncul Utang Negara

Berapa besar jumlah uang yang dicetak, akan mempertimbangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Uang yang dicetak tidak ditopang komoditas, maka pertambahan aset pemerintah justru tidak bertambah. Sebab, pemerintah tidak punya apa-apa untuk membayar utang tersebut.

Begitu pula dengan mencetak uang, mencetak uang tidak boleh untuk kebutuhan membayar utang negara saja. Jadi alih-alih bisa digunakan untuk membayar utang, mencetak uang sebanyak-banyaknya malah akan menambah utang negara.

Itu tadi jawaban penyebab kenapa negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya. Bukannya malah terbebas dari kemiskinan, pencetakan uang yang banyak dan tak terkendali, justru membuat utang negara bertambah hingga terjadinya inflasi.

Simak juga Video: Jokowi Sebut Rasio Utang RI Lebih Baik dari Malaysia-India

[Gambas:Video 20detik]



(fdl/fdl)

Hide Ads