OJK Catat Aset Keuangan Syariah Capai Rp 2.450 Triliun

OJK Catat Aset Keuangan Syariah Capai Rp 2.450 Triliun

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 13 Okt 2023 18:23 WIB
Mirza Adityaswara sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Komite Etik dan anggota
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara/Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan aset keuangan syariah mencapai Rp 2.450,55 triliun per Juni 2023. Jumlah itu tumbuh 13,3% secara tahunan (year on year), dengan market share 10,94% terhadap total keuangan nasional.

"Perkembangan yang positif ini menunjukkan bahwa sektor keuangan syariah memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional," kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara dalam acara tahunan Ijtima' Sanawi ke-19 di Grand Sahid, Jakarta Pusat, Jumat (13/10/2023).

Pertumbuhan aset itu diikuti dengan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia yang tumbuh menjadi 7,31% dari total industri perbankan nasional per Juni 2023. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh 13 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 171 BPRS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebaran porsi aset 65,78% bank umum syariah, 31,68% unit usaha syariah, dan BPRS sebesar 2,54%. Setelah mengalami perlambatan akibat dampak pandemi dan kondisi global yang tidak menentu, industri perbankan syariah nasional berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik," ucap Mirza.

Dari sektor pasar modal syariah, per Agustus 2023 pangsa pasar produk sukuk korporasi, sukuk negara dan reksa dana syariah mencapai 12,7%. Sedangkan pangsa pasar saham syariah telah mencapai 56% terhadap seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

ADVERTISEMENT

Indonesia juga disebut telah empat kali berturut- turut mendapatkan penghargaan tingkat internasional sebagai The Best Islamic Capital Market yang diberikan oleh Global Islamic Financial Award (GIFA) sejak 2019-2022. Terlepas dari itu, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi utamanya terkait masih rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah.

Tantangan itu perlu diatasi guna mencapai target literasi ekonomi dan keuangan syariah yang telah ditetapkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yakni sebesar 50%.

"Indeks literasi dan inklusi keuangan syariah (tahun 2022) tercatat sebesar 9,14 untuk indeks literasi dan 12,12% untuk indeks inklusi keuangan syariah. Kondisi dimaksud memerlukan kita untuk terus melakukan akselerasi tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah dengan kolaborasi yang baik antar segala pihak," tutur Mirza.

(aid/ara)

Hide Ads