.webp)
Salah satu bank terbesar di Amerika Serikat (AS), Citigroup telah membahas rencana reorganisasi dan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10% karyawan di beberapa bisnis besar. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi lapisan manajemen dan mempercepat pengambilan keputusan.
"Kami akan mengucapkan selamat tinggal kepada beberapa rekan yang sangat berbakat dan pekerja keras," kata CEO Citigroup Jane Fraser dalam sebuah memo dikutip dari CNBC, Selasa (7/11/2023).
Pembicaraan jumlah PHK disebut masih terlalu dini dan tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan berubah dalam beberapa minggu mendatang. Hal ini memberikan rasa waswas bagi 240.000 karyawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fraser berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk membenahi Citigroup, sebuah bank global yang sangat sulit untuk dikelola karena semakin tertinggal dari para pesaingnya.
Perusahaan ini diperdagangkan dengan rasio harga terhadap nilai buku berwujud sebesar 0,49, kurang dari setengah rata-rata perusahaan sejenis di AS dan sepertiga penilaian perusahaan berkinerja terbaik termasuk JPMorgan Chase.
"Satu-satunya hal yang dapat dia lakukan saat ini adalah pengurangan jumlah karyawan secara signifikan," kata James Shanahan, analis Edward Jones.
"Dia perlu melakukan sesuatu yang besar dan saya pikir ada kemungkinan hal itu akan menjadi lebih besar dan lebih menyakitkan bagi karyawan Citi," tambahnya.
Jika Fraser memutuskan untuk melakukan PHK terhadap 10% atau lebih karyawannya, ini akan menjadi salah satu pemecatan terbesar di Wall Street dalam beberapa tahun terakhir. Pembaruan mengenai rencana tersebut dan dampak finansialnya akan diumumkan pada Januari 2024 bersamaan dengan laporan pendapatan kuartal IV-2023.
Lihat juga Video: Badai PHK Berlanjut, LinkedIn Pangkas 668 Karyawannya
